Vokalis Efek Rumah Kaca, Cholil Mahmud, hadir dalam acara panggung terbuka Seni Lawan Tirani – Jaga Jakarta di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Senin (1/9).
Cholil Mahmud menyuarakan keprihatinan terhadap kekerasan yang dilakukan aparat.
Cholil menyebut nama-nama korban yang meninggal akibat tindakan kekerasan tersebut.
"Ada Affan Kurniawan yang dilindas di Jakarta, serta Sarinawati, Saiful Akbar, dan Muhammad Akbar Basari, korban kebakaran di Makassar. Ada Rusdam Diansyah yang menjadi korban pengeroyokan," ujar Cholil.
Cholil Mahmud Kritisi Pemerintahan
Kekerasan aparat juga terjadi di Yogyakarta dengan korban Reza Shendy Pratama, dan Sumari yang menjadi korban gas air mata di Solo, Jawa Tengah.
"Mereka adalah kawan-kawan kita yang meninggalkan kita sebagai martir, dengan harapan ada perubahan di Indonesia," ujar Cholil penuh haru.
Cholil mengkritisi jalannya pemerintahan yang dinilainya "ugal-ugalan." Menurut Cholil, fenomena penyebutan buzzer juga membuat sebagian orang enggan bersuara dan disebut aktivis.
"Demokrasi tidak berjalan seperti itu, demokrasi membutuhkan respons dan keterlibatan masyarakat setiap hari," tegas Cholil.
Sebagai seorang seniman, Cholil melihat seni sebagai medium untuk berdialektika dengan penikmatnya, menumbuhkan kepedulian, dan kepekaan masyarakat terhadap rakyat kecil.
"Kita harus mengubah perspektif kita bahwa karya kita adalah laku hidup yang harus peduli terhadap keadilan, penindasan rakyat. Jadi bukan hanya temporer ketika terjadi tragedi seperti hari ini," jelas Cholil.
Cholil menyerukan agar karya seni tidak hanya bersifat temporer dan responsif terhadap tragedi sesaat, melainkan menjadi laku hidup yang terus-menerus peduli terhadap keadilan dan penindasan.
"Jadi kita harapkan seniman dengan kepekaannya, bisa berdialog dengan penikmat seninya terus menerus agar tidak lagi terjadi apa yang sudah kita upayakan sejak reformasi. Tiba-tiba itu bisa hilang begitu saja, kan? Bisa yang kita anggap kokoh gitu ternyata sangat rapuh," ujar Cholil.
Sebagai penutup, Cholil mengajak semua orang agar ikut berpolitik dan berdemokrasi di masa genting seperti saat ini.
"Bukan politik dalam konteks tergabung dalam satu partai tetapi bagaimana kita memperjuangkan hak warga. Hanya ...