Presiden Donald Trumpmenjabat tangan Presiden Rusia Vladimir Putin saat konferensi pers di Pangkalan Bersama Elmendorf-Richardson, Alaska, Jumat, 15 Agustus 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengancam Rusia. Ia mengatakan akan menjatuhkan sanksi ekonomi jika Presiden Vladimir Putin menolak kesepakatan gencatan senjata di Ukraina.
“Ini bukan akan jadi perang dunia, tapi perang ekonomi,” kata Trump pada Selasa (26/8/2025) terkait langkah yang mungkin akan ia ambil.
“Itu akan buruk bagi Rusia,” tambahnya, meski ia tidak menetapkan tenggat waktu baru untuk menerapkan ancaman tersebut.
Namun, Trump juga menegaskan bahwa dirinya sebenarnya tidak ingin menjatuhkan sanksi atau tarif baru yang bisa merusak ekonomi Rusia. Ia berharap masih ada jalan untuk mencapai kesepakatan damai.
Trump menekankan bahwa perdamaian membutuhkan peran dari kedua belah pihak. “Zelensky juga bukan sepenuhnya tak bersalah,” katanya, sambil menambahkan bahwa ia punya hubungan baik dengan Putin yang bisa menjadi modal dalam upaya diplomasi.
Menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov yang menyebut Moskow tak tertarik dengan kesepakatan damai jangka panjang, Trump berkomentar singkat. “Tidak masalah apa yang mereka katakan. Semua itu hanya pencitraan. Omong kosong,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Putin sengaja menghindar untuk bertemu dengannya. Zelensky menilai Putin memang bertekad melanjutkan perang dan menolak upaya AS serta sekutu untuk mempertemukan kedua pemimpin dalam perundingan damai.