Kemlu mengungkapkan KBRI Dili telah meminta klarifikasi dari Kemlu Timor Leste terkait bentrokan antara warga Desa Inbati di NTT dan Polisi Perbatasan Timor Leste atau Unidade De Patrulhamento Da Fronteira (UPF) pada Senin (25/8). Dalam bentrokan yang dipicu pemasangan patok itu, seorang warga bernama Paulus Oki mengalami luka akibat peluru karet yang ditembakkan polisi perbatasan Timor Leste.
"KBRI Dili juga sudah langsung meminta klarifikasi pada Kemlu Timor Leste tentang hal tersebut," ujar Kemlu dalam pernyataannya, Rabu (27/8).
Kemlu juga mengatakan Duta Besar di Dili telah meninjau lokasi bentrokan dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
"Dubes RI di Dili sudah mengunjungi lokasi dan lakukan koordinasi dengan pihak-pihak di lapangan tentang peristiwa tersebut," kata Kemlu.
Kemlu juga memastikan warga yang jadi korban telah mendapat perawatan medis.
"Saat ini KBRI telah membawa korban penembakan ke RS untuk ditangani," pungkasnya.
Awal Mula Bentrokan WNI dan Aparat Timor Leste
Bentrokan yang terjadi pada Senin (25/8) dipicu aksi warga Timor Leste yang melakukan pengukuran lahan di area yang telah lama disengketakan. Hal ini dikarenakan ada perbedaan persepsi terkait batas wilayah Provisional Agreement on the Land Boundary tahun 2005.
Warga Desa Inbate menolak pemasangan patok karena lahan itu sudah lama mereka garap sebagai lahan pertanian. Bupati TTU Yosep Falentinus Delasalle Kebo mengatakan, kedua pihak sudah sepakat secara adat bahwa tidak ada pemasangan patok di lahan sengketa. Namun, kesepakatan itu dilanggar sehingga memicu kericuhan.
"Nah, akhirnya kejadian, ada warga kita yang tertembak padahal jauh sebelumnya itu pada awal Juli kita sudah bersurat untuk penanganan lahan sengketa itu," kata Yosep, dikutip dari Antara.
Di lokasi, polisi menemukan delapan selongsong peluru, sesuai keterangan saksi yang mendengar delapan kali letusan saat bentrokan terjadi.