Sejumlah tokoh lintas agama menyampaikan pernyataan sikap terkait aksi demonstrasi yang sempat memicu kerusuhan di sejumlah daerah beberapa waktu lalu. Pernyataan sikap itu disampaikan dalam konferensi pers yang berlangsung di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Selasa (2/9).
Tokoh lintas agama yang hadir di antaranya yakni Wakil Ketua Umum MUI, Marsudi Syuhud; Ketua MUI Bidang Kerukunan Umat Beragama; Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, Mayjen TNI (Purn.) Wisnu Bawa Tenaya; Ketua Umum MATAKIN, Budi Santoso Tanuwibowo; Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Jacklevyn Manuputty; Presidium Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), Engkus Ruswana.
Kemudian, juga ada Ketua Umum Permabudhi, Philip K. Widjaja; Yusnar Yusuf; dan perwakilan Kepemimpinan Spiritual, Eko Sriyanto Galgendu.
Pernyataan sikap itu dibaca secara bergiliran oleh masing-masing tokoh lintas agama. Dalam pernyataan sikapnya, mereka menyampaikan duka cita yang mendalam atas korban yang meninggal imbas aksi demo yang terjadi.
"Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan, dan para korban mendapatkan kedamaian dan surga di sisi Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT," bunyi pernyataan sikap yang dibacakan pada Selasa (2/9).
Tokoh lintas agama juga mengajak umat untuk bersikap bijak dalam menyaring informasi yang diperoleh.
"Terutama yang beredar melalui media sosial, pesan berantai, atau berita yang belum jelas kebenarannya guna menjaga kondisi damai sebagai modal utama menjaga kehidupan bersama," lanjutnya.
Kemudian, tokoh lintas agama juga meminta umat untuk tidak mudah terprovokasi dan diadu domba oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Karena itu mari kita saling mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap segala bentuk upaya adu domba antar agama, antar suku, maupun antar golongan, serta benturan antara masyarakat dan aparat keamanan," ucap mereka.
Tak hanya itu, tokoh lintas agama juga menyerukan agar umat menyampaikan aspirasi dengan mengutamakan kebenaran, kasih sayang, dan keadilan.
"Mari kita sampaikan aspirasi dan pendapat dalam bingkai kebenaran, kasih sayang, dan keadilan. Perbedaan adalah bagian dari demokrasi, tetapi jangan sampai diperalat untuk merusak persatuan dan kesatuan," tuturnya.
Tokoh lintas agama juga dengan tegas menolak segala bentuk kekerasan dan anarkisme termasuk perusakan fasilitas umum.
"Menolak segala bentuk kekerasan dan anarkisme, adu domba di media sosial, juga perusakan fasilitas umum, maupun tindakan kekerasan yang mencederai ajaran agama dan nilai luhur bangsa," papar mereka.
"Hak menyampaikan pendapat dijamin oleh konstitusi, namun harus diwujudkan dengan cara damai, bermartabat, dan beradab demi menjaga kehormatan rakyat dan bangsa," sambungnya.
Selain itu, tokoh lintas agama juga meminta aparat bertindak adil dan bijaksana. Sikap itu perlu dilakukan dengan kolaborasi bersama pemimpin eksekutif, legislatif yudikatif, serta aparat keamanan untuk mendengar aspirasi rakyat dengan hati yang bijaksana dan penuh welas asih.
"Kami...