TNI AD membeberkan perkembangan kasus penganiayaan menimpa Prada Lucky Namo. Lucky dianiaya seniornya hingga tewas.
Kadispen TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana mengatakan, ternyata ada korban lain selain Lucky. Namun kondisinya selamat.
TNI AD mengatakan, Lucky dan rekannya dianiaya seniornya menggunakan tangan kosong.
“Tidak ada alat ya, lebih kepada menggunakan anggota badan tangan ya,” ucap Wahyu di Mabes TNI AD, Jakarta, Senin (11/8).
“Tidak ada (alat yang disita). Artinya tidak ada penggunaan alat tertentu itu tidak ada,” tambahnya.
TNI AD menyebut, penyiksaan yang dilakukan itu dalam rangka pembinaan. Namun pembinaan apa, tidak dijelaskan secara rinci.
“Kegiatan pembinaan ini itu dilakukan kepada beberapa personel termasuk korban, dan dilaksanakan dalam beberapa rentang waktu,” ucap Wahyu.
Lebih jauh, TNI AD mengatakan kasus ini masih terus diusut. Namun ia mengatakan pembinaan dilakukan terus menerus.
“Jadi, tidak pada rentang waktu tertentu, satu minggu, tidak. pembinaan itu dilaksanakan terus menerus untuk meningkatkan kemampuan, lalu juga untuk menyiapkan prajurit itu setiap saat siap melaksanakan tugas. Nanti yang ditanyakan itu (dianiaya berkali-kali) menjadi esensi yang akan coba dilihat konstruksinya pola-pola bagaimana yang menyebabkan kejadian wafat,” tambah dia.
Prada Lucky Namo adalah prajurit TNI dari Teritorial Pembangunan (TP) 834 Wakanga Mere Nagekeo, NTT. Ia tewas diduga dianiaya seniornya.
Sudah ada 20 orang prajurit yang ditetapkan sebagai tersangka. Salah satu di antaranya adalah seorang perwira. Namun, belum diungkap identitas mereka.