
PAKAR komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai terpilihnya Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) periode 2025-2030 menghambat regenerasi di partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
"Terpilihnya kembali Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Umum PDIP memastikan tidak terjadinya regenerasi di PDIP," kata Jamiluddin melalui keterangannya, Jumat (1/7).
Jamiluddin mengatakan terhambatnya regenerasi bukan tanpa alasan. Megawati kini menjadi ketum partai yang paling tua di Indonesia. Megawati juga ketum terlama dan tersukses memimpin sebuah partai. Maka dari itu, wajar bila kader PDIP tetap menginginkan Megawati sebagai ketum.
Selain itu, ia menilai saat ini belum ada sosok kuat yang mampu melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan partai.
"Kader PDIP tampaknya belum ada yang pede untuk menggantikan Megawati, termasuk anaknya Puan Maharani dan Prananda. Hal ini kiranya menjadi penyebab tidak terjadinya regenerasi di PDIP," katanya.
Jamiluddin mengatakan Megawati memang sukses membawa PDIP meraih suara terbanyak di Pemilu. Di bawah kepemimpinannya, Partai Banteng mencatatkan hat-trick karena menang tiga kali beruntun sejak Pemilu 2014.
Namun demikian, Megawati gagal menyiapkan kader untuk meneruskan kepemimpinannya.
"Hal itu juga sebagai wujud gagalnya Megawati menyiapkan kadernya untuk memimpin PDIP. Di sini Megawati berhasil memimpin partai dengan perolehan suara terbanyak, tapi gagal dalam kaderisasi," katanya. (M-3)