Tangis Sri Mulyani (47 tahun) pecah, ia berkali-kali memeluk Ananda (16) putra tunggalnya yang sejak Sabtu (30/8) ditahan di Polda Jawa Tengah (Jateng). Ananda kena cokok petugas karena diduga sebagai pelaku penyerangan Mapolda Jateng pada Sabtu itu.
Sri sebenarnya tak pernah menyangka akan menemukan anak lelakinya itu di Polda Jateng. Sri menyebut sang anak bukan tipikal anak yang doyan keluyuran apalagi ikut demo dan membuat ricuh Kota Semarang.
"Saya itu sampai nggak bisa tidur karena Sabtu itu kok anak saya nggak pulang sampai kemarin karena kalau ke mana-mana pasti izin, apalagi sampai menginap," ujar Sri di Polda Jateng, Minggu (31/8).
Ia yang khawatir itu kemudian mencari informasi, sempat muncul pikiran apakah anaknya menjadi korban kejahatan dan tak bisa pulang.
"Saya mikir apa anak saya jadi korban tawuran terus kenapa-napa. Tapi kemudian ramai kabar ada orang-orang yang ditangkepin kemarin," jelas dia.
Sri yang kalut kemudian mendatangi Markas Polda Jateng pada Minggu (31/8) pagi hari ini. Ia bergabung dengan ratusan orang tua lainnya yang anaknya juga sempat ditahan dan diamankan usai kericuhan kemarin.
"Saya pagi ke Polda, bolak-balik tapi belum ada informasi. Terus saya dapat kabarnya itu sore tadi ini. Alhamdulillah anak saya ada," ucap Sri sambil mengusap air matanya.
Meskipun lega anaknya dalam kondisi sehat dan baik, Sri tak pernah percaya anaknya melakukan demo dan membuat kericuhan. Ia menyebut sang anak sebagai anak yang baik dan penurut.
"Saya nggak percaya anak saya demo terus ricuh. Tapi Alhamdulillah anak saya baik-baik saja," syukur Sri berkali-kali.
Pengakuan Anak Sri Mulyani
Sementara itu anak Sri, Ananda (16) mengaku dirinya bukan pelaku kericuhan di Mapolda Jateng. Saat itu sedang dalam perjalanan pulang usai membeli tas bekas di daerah Stadion Diponegoro.
"Saya dihentikan sama polisi, dibilang ikut demo. Saya bilang tidak karena habis beli thrifting. Tapi tetap disuruh ikut, bilang dibuktikan di dalam kantor polisi salah atau enggak. Ya sudah manut karena saya nggak salah, cuma salahnya boncengan motor bertiga," aku bocah yang masih duduk di kelas 1 SMK itu.
Saat bertemu ibunya, Ananda pun tak kuasa menahan tangis, ia berkali-kali memeluk pundak sang ibu. Ia meminta maaf karena membuatnya khawatir.
"Iya aku salah karena keluar rumah padahal kemarin kan situasinya lagi panas-panasnya," kata Ananda sambil mengusap air mata.
Pemandangan haru itu terjadi di Gedung Borobudur, Polda Jawa Tengah. Di tempat itu ratusan orang tua akhirnya kembali berkumpul dengan anak-anak mereka. Air mata dan peluk itu begitu menghangatkan hati.
"Alhamdulillah anak saya ketemu di sini, dari semalam nggak pulang ternyata di Semarang di kantor polisi. Anak saya baru 13 tahun boncengan sama temennya katanya mau nonton demo di Polda Jateng," imbuh seorang ibu asal Kabupaten Grobogan.