Jakarta, CNBC Indonesia - Di hadapan Komisi IV DPR RI, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyampaikan rencana kerja dan pagu anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2026. Ia menegaskan, fokus utama Kementan tetap pada penguatan kedaulatan pangan sejalan dengan tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026, yakni kedaulatan pangan dan energi, serta ekonomi yang produktif dan inklusif.
"Kami akan menyampaikan rencana kerja anggaran Kementerian Pertanian tahun 2026," ujar Amran dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Amran memaparkan rancangan program prioritas Kementan tahun 2026, di antaranya peningkatan produksi padi, jagung, dan komoditas strategis lainnya; kemudian cetak sawah dan optimasi lahan; penyediaan air untuk pertanian; penyiapan benih unggul, Alsintan dan pupuk subsidi; penyuluhan dan regenerasi petani; serta hilirisasi.
Adapun pagu anggaran Kementan Tahun Anggaran 2026, total anggaran yang ditetapkan mencapai Rp40 triliun. Angka ini mengalami peningkatan signifikan atau naik 46,52% dari outlook anggaran tahun 2025.
"Pagu anggaran Kementerian Pertanian mencapai Rp40 triliun, dengan rincian belanja sebesar Rp6,9 triliun, belanja operasional Rp1,3 triliun, dan belanja non-operasional sebesar Rp31,72 triliun," ungkapnya.
Untuk diketahui, awalnya pagu indikatif Kementan berada di angka Rp13,75 triliun. Namun, setelah adanya tambahan anggaran sebesar Rp26,24 triliun, total pagu untuk tahun anggaran 2026 meningkat menjadi Rp40 triliun.
Tambahan anggaran tersebut diprioritaskan untuk belanja pegawai, belanja operasional kantor, penyelesaian kontrak multiyears (MYC), skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) terkait ketersediaan layanan/availability payment, serta penyelesaian program prioritas Presiden pada 2025-2026.
Dari total anggaran itu, belanja mandatory (operasional dan non rupiah murni) dialokasikan sebesar Rp9,54 triliun, yang meliputi:
- Belanja pegawai Rp6,99 triliun, terdiri dari belanja pegawai reguler Rp1,97 triliun dan belanja pegawai pengalihan penyuluh ke pusat Rp5,02 triliun.
- Belanja operasional Rp1,30 triliun, dengan rincian belanja reguler Rp1,02 triliun serta belanja BOP, honorarium, dan BPJS Rp274,43 miliar.
- Belanja non rupiah murni Rp1,26 triliun, yang bersumber dari PNBP, BLU, PLN, dan SBSN.
Target Produksi Komoditas 2026
Amran memaparkan, anggaran jumbo tersebut diarahkan untuk mendukung pencapaian target produksi pangan strategis 2026.
Berikut rinciannya:
- produksi padi 56,05 juta ton gabah kering giling (GKG) atau 33,80 juta ton setara beras
- produksi Jagung 22,70 juta ton
- produksi kedelai 343 ribu ton
- aneka cabai 3,08 juta ton
- bawang merah 2,00 juta ton
- kopi 786 ribu ton
- kakao 633 ribu ton
- kelapa 2,89 juta ton
- daging sapi/kerbau 514,07 ribu ton
- daging ayam 4,34 juta ton.
"Dalam rangka menjaga keberlanjutan swasembada pangan, rancangan program prioritas Kementerian Pertanian tahun 2026, diantaranya adalah peningkatan produksi padi, jagung, dan komoditas strategis lainnya, termasuk daging, telur, dan, serta susu sapi," pungkasnya.
Foto: Paparan Menteri Pertanian dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI bersama Menteri Pertanian di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (3/9/2025). (Dok. Kementan)
Paparan Menteri Pertanian dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI bersama Menteri Pertanian di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (3/9/2025). (Dok. Kementan)
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Bicara Swasembada Pangan, Singgung Anak Petani Ogah Bertani