Sugiono: Timur Tengah Krisis, Buka Ruang Konflik Terbuka di Belahan Dunia

Menteri Luar Negeri Sugiono saar rapat dengan Komisi I di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (30/6/2025). Foto: YouTube/ TVR Parlemen

Menlu Sugiono mengungkap apa yang terjadi di Timur Tengah masuk situasi krisis. Dia memperingatkan kondisi tersebut bisa menjalar ke kawasan lain di dunia.

Komentar politikus Partai Gerindra itu disampaikan nyaris sepekan selang gencatan senjata Israel-Iran tercapai. Selama 12 hari saling serang dua negara di Timur Tengah itu berlangsung dan menjadi perhatian dunia.

Apalagi, meski sudah meneken gencatan senjata Iran dan Israel menyatakan siap kembali menyerang bila perjanjian tersebut dilanggar. Bahkan pada Minggu (29/6) kemarin Iran mengaku ragu dengan komitmen gencatan senjata dari Israel.

“Timur Tengah saat ini berada di titik krisis, dan kita tidak menutup mata, dan jika situasi ini tidak dikelola dengan baik, maka rivalitas geopolitik yang semakin meruncing dan semakin membuka ruang bagi konflik terbuka di belahan dunia,” kata Sugiono dalam rapat bersama Komisi I, Senin (29/6).

Di depan anggota Komisi I, Sugiono juga menekankan bahwa jangan menutup mata atas yang terjadi di Timur Tengah. Sebab, apa yang kondisi Timur Tengah bisa saja meluas hingga seluruh dunia bahkan kawasan di mana Indonesia berada.

“Termasuk di kawasan Indo-Pasifik, itu bisa akan semakin meningkat suhunya tentu saja sesuatu yang sama-sama kita tidak inginkan,” katanya.

Rapat Komisi I DPR RI dengan Menteri Luar Negeri Sugiono di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (30/6/2025). Foto: Haya Syahira/kumparan

Untuk itu Sugiono pun mengatakan bahwa saat ini strategi agar situasi di Timur Tengah tak menular di kawasan Indonesia berada adalah membangun diplomasi dan kerja sama dengan negara-negara tetangga dan negara lain.

Sugiono mengatakan dalam setiap kunjungan kerjanya ke Turki, Mesir, Qatar dan Yordania ia selalu menyerukan paradigma kolaborasi untuk menjaga kekompakan antara negara-negara dalam menghadapi rivalitas geopolitik yang semakin meruncing.

“Bahwa Indonesia akan memposisikan diri sebagai negara tetangga yang baik dan akan menjalankan politik tetangga yang baik dengan semua tetangga-tetangga,” kata Sugiono.

“Baik immediate yang langsung berbatasan dengan kita, intermediate maupun tetangga yang jauh ini merupakan bagian dari survivability bangsa Indonesia,” tutur dia.