Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengunjungi Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 1 Cirebon, Rabu (13/8/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Ratusan guru dan siswa di berbagai Sekolah Rakyat mengundurkan diri dari program tersebut. Proses penggantian terhadap mereka yang mundur pun sudah berjalan.
Hal itu disampaikan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), saat mengunjungi Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 1 Cirebon, yang menempati bangunan SMPN 18 Kota Cirebon, Rabu (13/8/2025).
“Ya langsung di belakangnya kita proses. Kalau guru hampir selesai semua, Insya Allah yang mundur-mundur sudah ada gantinya. Dan kami menghormati ya yang mau mundur, tapi di belakangnya juga siap menggantikan,” ujar Gus Ipul.
Gus Ipul mengatakan, beragam alasan disampaikan para guru Sekolah Rakyat yang mengundurkan diri. Di antaranya jauh dari domisili. “Kita memaklumi, meski saat proses seleksi sebenarnya sudah ada komitmen. Tapi ketika mereka mundur, kita tidak bisa memaksa, kita akan ganti yang lain. Banyak yang siap menggantikan di belakangnya,” kata Gus Ipul.
Hal serupa juga berlaku pada siswa Sekolah Rakyat yang mengundurkan diri.
“Untuk siswa yang mundur, kami yakinkan untuk tidak mundur. Tapi kalau masih tetap ingin mundur, tentu kami tidak memaksa dan akan digantikan oleh siswa-siswa yang lain,” kata Gus Ipul.
Gus Ipul menyebutkan, alasan siswa yang mundur di antaranya karena homesick, kangen dengan keluarga, dan tidak bisa pisah dengan keluarga. Selain itu, adapula yang beralasan masalah kesehatan.
Namun untuk siswa yang mundur karena alasan kesehatan, Gus Ipul menyatakan, sudah mendapat arahan dari presiden untuk membantu penanganan yang tidak sehat. Setelah diobati dan sembuh, maka mereka bisa masuk kembali ke Sekolah Rakyat. “Sekolah Rakyat ini multy entry, multi exit. Jadi lebih fleksibel,” kata Gus Ipul