
Polisi belum mengungkap motif dari kematian diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan. Dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, polisi baru mengungkap soal kondisi kesehatan fisik hingga mental Arya Daru.
Polisi juga hanya dapat menyimpulkan bahwa tidak ada unsur pidana dalam kematian Arya Daru.
"Polri dalam hal ini kita menyimpulkan dalam kasus ini adalah tidak ditemukan peristiwa pidana, itu hanya yang bisa kita simpulkan, tidak boleh menyimpulkan yang lain. kalau kita simpulkan lain salah, karena itu bukan wewenang kita," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya (PMJ) AKBP Wira Satya Triputra dalam konferensi pers, Selasa (29/7).
Hal itu dipertegas saat ditanya oleh wartawan terkait motif kematian Arya Daru. Polisi tidak menjawabnya. Wira hanya menegaskan bahwa kematian Arya Daru tidak melibatkan orang lain.
"Korban meninggal karena tidak ada keterlibatan pihak lain, itu ya, tidak ada keterlibatan pihak lain. Kemudian, kami sampai saat ini kami belum menemukan peristiwa pidana," ucapnya.
Dalam KBBI, motif diartikan sebagai: Alasan (sebab) seseorang melakukan sesuatu.
Singgung Kondisi Kesehatan

Dalam konferensi pers, turut hadir anggota tim forensik RSCM, Yoga Tohijiwa. Dia menjelaskan bahwa pihaknya mendapat informasi bahwa Arya Daru punya riwayat penyakit ginjal.
"Untuk riwayat penyakit almarhum itu yang kami dapatkan informasinya dari penyelidik itu penyakit ginjal. Apakah ada hubungan atau tidaknya, mungkin dari penyelidik yang infokan dari hasil pemeriksaan dokternya," kata dia.
Kembali ke Wira, ia menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan toksikologi oleh puslabfor Bareskrim Polri terhadap sampel organ dari otak, empedu, limpa, hati, ginjal, lambung, darah, dan urine, terdapat unsur kimia yang dikonsumsi Arya Daru.
"Korban ditemukan adanya kandungan paracetamol dan chlorpheniramine. Hal ini sesuai dengan temuan barang bukti berupa obatobatan yang ditemukan oleh penyelidik," kata dia.
Kesehatan Mental

Selain kesehatan fisik, soal kesehatan mental juga disinggung dalam konferensi pers tersebut. Salah satunya saat penyelidik menemukan adanya riwayat komunikasi di email handphone milik Arya Daru, dengan lembaga yang punya layanan kesehatan mental.
"Dengan hasil ADP (Arya Daru) sejak tahun 2013 sudah memiliki keinginan bunuh diri, kemudian tahun 2021 keinginan bunuh diri semakin kuat," kata Wira.
Dalam keterangan tertulis, badan amal itu bernama Samaritans. Badan itu terdaftar di Inggris dan Irlandia, menyediakan dukungan emosional rahasia bagi orang-orang yang mengalami perasaan tertekan dan putus asa, termasuk yang dapat menyebabkan bunuh diri.
"Pada keseluruhan data digital yang diperoleh dari barang, benda uji digital dimaksud tidak ditemukan adanya informasi dan atau dokumen elektronik yang memiliki muatan ancaman, ancaman fisik, ancaman psikis, ancaman kekerasan," ucapnya.
Kemudian, penyelidik juga bersama dengan Apsifor HIMPSI melakukan pemeriksaan psikologi forensik kepada istri, rekan kerja, atasan, dan teman kecil Arya Daru.
"Dari pemeriksaan tersebut ditemukan ciri-ciri kepribadian perfeksionis dan gejala-gejala yang mengarah pada major depressive disorder atau persistent depressive disorder/dysthymia (jika sudah terjadi lebih dari dua tahun)," kata Wira.
"Indikator kuat bahwa kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain, selain itu diketahui terdapat beberapa faktor risiko psikososial, baik dari dalam diri maupun dari lingkungan, yang meningkatkan risiko bunuh diri pada ADP dengan letalitas tinggi," sambungnya.
Teka-teki Hubungan

Dalam sesi tanya jawab, wartawan sempat menanyakan soal dugaan adanya hubungan antara Arya Daru dengan pihak lain. Sempat muncul nama Farah yang dikait-kaitan punya kedekatan dengan Arya.
Bahkan Arya disebut sempat bertemu dengan Farah saat berbelanja di Grand Indonesia, Senin (7/7). Setelah dari sana Arya diketahui memesan taksi kemudian turun di Gedung Kemlu.
Siapa dia?
Terkait hal itu, Wira mengatakan Farah telah diperiksa sebagai saksi.
"Sudah," kata Wira.
Saat disinggung soal kedekatan Farah dan Arya, polisi enggan mengungkapnya.
"Kami tidak bisa sampaikan karena privasi," jawabnya singkat.