REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM – Menteri Luar Negeri Belanda Caspar Veldkamp, mengundurkan diri dari jabatan kabinetnya pada Jumat. Sikap ini ia ambil sebagai protes atas kegagalan pemerintahannya dan pemerintah negara-negara Eropa memberikan sanksi atas kejahatan Israel di Gaza dan Tepi Barat.
Partai Kontrak Sosial Baru yang berhaluan kanan-tengah, yang mana Veldkamp menjadi salah satu anggotanya, juga menarik diri dari koalisi pemerintahan setelah pengunduran diri tersebut. Merujuk France24, ini menambah kekacauan politik di negara tersebut.
Veldkamp mengatakan pada Kamis bahwa dia menginginkan tindakan baru terhadap Israel atas taktik tangan besinya dalam perang Gaza melawan Hamas. Bulan lalu Belanda menyatakan menteri sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich persona non grata.
Negara tersebut juga termasuk di antara 21 negara yang menandatangani deklarasi bersama pada hari Kamis yang mengecam persetujuan Israel atas proyek pemukiman besar di Tepi Barat sebagai hal yang “tidak dapat diterima dan bertentangan dengan hukum internasional”.
Namun, kabinet menemui jalan buntu pada hari Jumat mengenai kemungkinan langkah-langkah baru untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel. Veldkamp kemudian mengatakan kepada ANP bahwa dia "tidak cukup mampu mengambil langkah-langkah tambahan yang berarti".
“Saya merasa terkendala dalam menentukan arah yang saya anggap perlu sebagai menteri luar negeri,” tambahnya. Veldkamp mengatakan langkah-langkah lebih lanjut yang ia usulkan terhadap Israel “dibahas secara serius” namun ia menghadapi perlawanan dalam pertemuan kabinet berturut-turut.
Pemerintah Belanda belakangan mendapat tekanan dari protes terhadap kampanye militer Israel di Gaza sejak serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Demonstrasi di Den Haag dihadiri antara 100.000 dan 150.000 orang – yang terbesar di Belanda dalam dua dekade.
Para pengunjuk rasa menuntut sanksi terhadap Israel dan akses kemanusiaan bagi warga sipil di Gaza. Ini seiring lembaga PBB yang secara resmi menyatakan kelaparan di Gaza dan menyalahkan “penghalangan sistematis” oleh Israel terhadap bantuan kemanusiaan.
Para menteri luar negeri UE berulang kali gagal mencapai kesepakatan mengenai sanksi kolektif terhadap Israel, meskipun ada tekanan dari beberapa negara anggota.
Usulan-usulan yang sedang dibahas termasuk penangguhan partisipasi Israel dalam program sains dan teknologi Uni Eropa senilai 900 juta euro (1 miliar dolar AS), pembatasan perdagangan dan larangan visa bagi pejabat tertentu Israel.
Di Belanda, Veldkamp mengatakan kepada parlemen dalam sebuah surat yang dirilis pada saat itu bahwa Ben Gvir dan Smotrich "berulang kali menghasut kekerasan pemukim terhadap warga Palestina, mendorong perluasan pemukiman ilegal, dan menyerukan pembersihan etnis di Gaza".
Smotrich menanggapinya dengan menuduh para pemimpin Eropa menyerah pada "kebohongan Islam radikal" dan "meningkatnya antisemitisme". Ben-Gvir mengatakan dia akan terus bertindak untuk Israel, meskipun dilarang di “seluruh Eropa”.
Veldkamp mengatakan langkah-langkah lebih lanjut yang ia usulkan terhadap Israel “dibahas secara serius” namun ia menghadapi perlawanan dalam pertemuan kabinet berturut-turut.