
PENYANYI country pop ternama, Shania Twain, masih menganggap lagu klasiknya tahun 1997, “You’re Still the One”, sebagai karya istimewa. Meski lagu itu penuh kenangan bersama mantan suaminya sekaligus produser musik, Robert “Mutt” Lange.
Dalam wawancara dengan ETalk yang dibagikan di TikTok, Twain mengaku sempat merasa enggan membawakan lagu tersebut setelah perceraiannya. “Saya pernah melalui fase di mana saya tidak ingin menyanyikannya lagi. Saya pikir, ‘Saya sudah bercerai, apakah lagu ini masih punya arti seperti dulu?’” ujarnya.
Kini penyanyi berusia 60 tahun itu menemukan kembali apresiasi terhadap lagu tersebut, terutama berkat para penggemar. “Mereka mencintai lagu ini. Ada yang menikah dengan lagu itu, merayakan ulang tahun pernikahan, atau menjadikannya simbol persahabatan. Semua itu membuat lagu ini kembali bermakna bagi saya,” kata Twain.
Selain bernostalgia, Ratu Country Pop itu juga mengungkap sedang menggarap album ketujuh. “Album ini akan berbeda dari yang dibayangkan orang. Banyak kisah yang saya ceritakan di dalamnya,” ungkapnya.
Grammy
“You’re Still the One” sendiri menjadi salah satu pencapaian terbesar dalam karier Twain. Lagu ini meraih dua Grammy Awards 1999 untuk kategori Best Country Song dan Best Female Country Vocal Performance, serta masuk nominasi Song of the Year dan Record of the Year. Di tangga lagu, lagu tersebut bertahan 42 minggu di Billboard Hot 100, dan sempat menduduki peringkat pertama pada Mei 1998.
Twain menikah dengan Lange dari 1993 hingga 2008 dan dikaruniai seorang putra, Eja, kini berusia 24 tahun. Sejak 2011, ia menikah dengan Frédéric Thiébaud.
Dalam wawancara sebelumnya dengan PEOPLE, Twain sempat menyinggung perasaan “terkotak-kotak” oleh industri musik. “Kalau saya merasa dipaksa masuk ke dalam kotak, saya panik. Saya harus bebas mengeksplorasi dan menemukan jalan saya sendiri,” tegasnya.
Ia juga menyatakan dukungannya kepada para musisi yang berani keluar dari genre utama mereka. “Saya selalu mendukung siapa pun yang melakukan sesuatu yang tak terduga, baik bagi industri maupun audiens. Itu menunjukkan keberanian dan keaslian seorang seniman.” (People/Z-2)