Tunggal putra Indonesia, Anthony Ginting, terhenti di 64 besar Kejuaraan Dunia BWF 2025 setelah takluk dari wakil tuan rumah, Toma Junior Popov, lewat pertarungan sengit tiga gim 18-21, 21-19, 23-25 di Adidas Arena, Paris, Prancis, pada Selasa (26/8).
Sejak awal, duel berjalan sengit. Anthony Ginting mengaku sudah cukup membaca pola permainan lawan, namun kehilangan fokus setelah interval gim pertama sehingga memberi peluang bagi Popov untuk mengambil momentum.
“Setelah interval gim pertama, Toma mengubah pola main sedikit dan saya kurang siap sehingga banyak mati sendiri,” kata Anthony dalam keterangan resmi PP PBSI seusai pertandingan.
Pada gim ketiga saat unggul 20-19, Anthony mengalami insiden terpeleset yang disertai kram ringan di kaki kirinya. Situasi itu justru mengganggu ritme permainannya, sehingga Popov mampu memanfaatkan peluang dan membalikkan keadaan.
“Gim ketiga sebenarnya sama, poinnya selalu ketat. Tapi di akhir saya coba mempercepat tempo dan menyerang. Saat match point saya terpeleset dan merasa sedikit kram, setelah itu harus mencari cara yang tepat untuk bisa menang,” ujar Anthony.
Meski kalah, Anthony Ginting mengatakan kondisi fisiknya tetap baik, termasuk cedera tangan yang sebelumnya sempat mengganggu. Menurutnya, faktor adaptasi dengan atmosfer pertandingan menjadi tantangan tersendiri.
“Sejauh ini dari turnamen Jepang, China, sampai Kejuaraan Dunia ini saya tidak merasakan kendala di tangan. Tinggal bagaimana mengembalikan turnamen feeling yang berbeda antara latihan dan pertandingan, terutama soal strategi dan mental di lapangan,” tandasnya.
Reporter: Kevin Mamesa Siadari