REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perusahaan Alutsista Israel dilarang untuk berpartisipasi dalam pameran senjata NEDS 2025 di Rotterdam. Pihak penyelenggara melakukan pelarangan tersebut karena khawatir atas rawannya keamanan dan potensi kerusuhan sosial terkait serangan militer yang sedang berlangsung di Gaza, demikian dikonfirmasi oleh penyelenggara pada Kamis (21/8/2025) seperti dilaporkan Palestine Chronicle.
Hans Huigen, Direktur Netherlands Industry for Defense and Security (NIDV) Foundation, mengatakan kepada lembaga penyiaran publik NOS, empat perusahaan Israel telah mengajukan permohonan stan tetapi semuanya ditolak, lapor kantor berita Anadolu.
“Situasi saat ini di Gaza telah memburuk sedemikian rupa sehingga kerusuhan sosial meningkat di seluruh dunia, di Eropa, dan di Belanda,” kata Huigen. “Kami telah memberi tahu mereka bahwa kami khawatir tentang keamanan penyelenggaraan pameran jika mereka berpartisipasi.”
Tekanan terhadap Uni Eropa
Huigen menekankan, keputusan tersebut bukan didasarkan pada penolakan terhadap Israel, melainkan pada masalah keamanan.
“Bukan hak kami untuk berpendapat tentang hal itu, tetapi kami mendengarkan dan memperhatikan apa yang terjadi di masyarakat dan politik terkait masalah ini,” tambah dia.
Langkah ini diambil di tengah desakan pemerintah Belanda di Uni Eropa untuk menangguhkan sebagian perjanjian asosiasinya dengan Israel.
Huigen mengungkapkan, izin untuk perusahaan Israel dalam pameran sementara pemerintah menganjurkan sanksi akan menciptakan kontradiksi.