Rusuh besar pecah di Serbia pada Rabu (13/8) waktu setempat. Bentrokan melibatkan massa anti-pemerintah melawan kelompok pendukung partai penguasa.
Laporan media lokal, kedua kelompok saling lembar objek dan kembang api. Kerusuhan pada Rabu lalu pecah di Novi Sad sebelah utara Serbia.
Demi mencegah kerusuhan meluas, polisi anti huru-hara dikerahkan ke Novi Sad dan beberapa titik lainnya.
Kerusuhan dipicu robohnya atap di stasiun kereta Novi Sad pada November 2024 lalu. Kejadian memicu gelombang protes di nyaris seluruh Serbia. Saat bersamaan pemerintah pimpinan presiden sayap kanan Aleksandar Vucic mendapat tekanan besar.
Demo menentang pemerintahan rutin terjadi di Serbia usai kejadian di stasiun Novi Sad yang menewaskan 16 orang. Mayoritas demo digelar di kantor DPP atau DPD partai penguasa yang, yaitu Partai Progresif Serbia, demikian dikutip dari AFP.
Para hari Rabu, penjagaan ekstra dilakukan di depan gedung parlemen di Ibu Kota Beograd. Bentrokan berupa saling lempar pecah di depan gedung parlemen.
Demi meredam demo, Vucic meminta pendukungnya untuk tenang.
Sampai saat ini kondisi di nyaris seluruh Serbia masih memanas. Oposisi menuduh polisi hanya melakukan sedikit tindakan meredam rusuh.
Tuduhan dibantah kepolisian. Mereka menyebut 16 anggotanya terluka lantaran menjaga demo di beberapa titik di Serbia.
Adapun insiden robohnya atap stasiun di Novi Sad yang terjadi pada 1 November 2024 menewaskan 16 orang. Masyarakat di Serbia menuduh insiden itu disebabkan korupsi merajalela di pemerintahan.
Total demo sudah berjalan selama sembilan bulan. Demonstran meminta investigasi transparan terhadap bencana atap roboh. Selain itu kelompok-kelompok besar di Serbia meminta pemilu dipercepat.
Vucic yang menjabat sejak 31 Mei 2017 menolak seruan pemilu. Dia menuding demo besar didukung asing agar pemerintahannya runtuh.