PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), melalui anak usahanya PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), memastikan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan terus berprogres mendekati tahap penyelesaian.
Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, mengatakan saat ini RDMP Balikpapan berada di tahapan persiapan beroperasinya salah satu unit vital yakni Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) hasil proyek RDMP Balikpapan.
"Proyek RDMP Balikpapan mencatatkan pencapaian baru dengan melaksanakan loading atau pemasukan perdana katalis pada unit RFCC," kata Milla melalui keterangan resmi, dikutip Selasa (26/8).
KPI, kata Milla, menargetkan RFCC baru di Kilang Balikpapan akan beroperasi di kuartal IV tahun 2025. Katalis menjadi salah satu komponen penting dalam pengoperasian RFCC.
Katalis merupakan bahan khusus yang digunakan untuk mempercepat proses pengolahan minyak di kilang. Pemasukan katalis ke dalam penampung (hopper) menjadi tahap penting sebelum unit RFCC dijalankan untuk pertama kalinya.
"Pemasukan katalis ini menjadi pencapaian besar karena menjadi tanda kesiapan unit RFCC. Unit ini nantinya berperan penting untuk mengolah minyak berat menjadi produk bernilai tinggi. Dengan keberhasilan tahap ini, Kilang Balikpapan semakin dekat menuju pengoperasian RFCC," jelas Milla.
Unit RFCC yang akan segera dioperasikan ini memiliki kapasitas pengolahan 90 ribu barel per hari. Teknologi RFCC mampu meningkatkan nilai tambah residu minyak mentah menjadi produk bernilai tinggi, sekaligus menghasilkan LPG, gasoline, dan propylene.
"Dengan beroperasinya RFCC Balikpapan ini akan semakin menambah kapasitas dan memperkuat kapabilitas KPI sebagai penopang ketahanan energi nasional," imbuhnya.
RFCC Kilang Balikpapan akan menjadi unit RFCC terbesar yang dimiliki oleh Pertamina. KPI juga memiliki unit sejenis di Kilang Cilacap yang telah beroperasi sejak 2015. RFCC Kilang Cilacap memiliki kapasitas 62 ribu barel per hari.
"Kehadiran RFCC tidak hanya memperkuat pasokan energi nasional, tetapi juga memberikan banyak manfaat lain bagi Indonesia, antara lain membuka peluang pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan aktivitas industri, penyerapan tenaga kerja, dan efek berganda bagi masyarakat sekitar," kata Milla.