Demonstrasi rusuh di sekitar kawasan DPR RI, Kamis (28/8/2025). Wanita jilbab pink tampak menantang polisi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi demonstrasi yang digelar di depan Gedung DPR pada Kamis (28/8/2025) berakhir ricuh. Massa aksi yang didominasi oleh mahasiswa itu dipukul mundur dari Gedung DPR menuju arah Senayan dan Pejompongan.
Berdasarkan pantauan Republika, aksi itu dimulai sejak Kamis sekitar pukul 14.00 WIB. Namun, aksi itu mulai terlihat ricuh pada sekitar pukul 15.30 WIB.
Awalnya, polisi menembakkan water cannon ke arah massa aksi. Tak hanya itu, polisi juga menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi. Massa aksi akhirnya terpecah ke arah Senayan dan Pejompongan.
Dari pengamatan di lapangan, polisi masih terus menembakkan gas air mata ke arah massa yang sudah dipukul mundur ke arah Pejompongan, tepatnya di bawah flyover Pejompongan. Sementara itu, massa membalas dengan melemparkan petasan ke arah polisi.
Hingga pukul 16.30 WIB, bentrokan antara massa dan polisi masih terus terjadi. Polisi juga mengerahkan kendaraan taktis dan water cannon. Polisi juga mengimbau masyarakat yang menonton dari atas flyover Pejompongan untuk mundur.
Diketahui, aksi yang dilakukan mahasiswa dan kelompok masyarakat itu menuntut untuk membubarkan DPR. Pasalnya, tindakan yang dilakukan para anggota dewan belakangan dinilai melukai hati rakyat.
Salah seorang orator dalam aksi itu menyatakan, para mahasiswa menuntut DPR mengevaluasi kinerjanya. Apalagi, beberapa hari terakhir ada anggota wakil rakyat yang berjoget ria di atas penderitaan rakyat.
"Kami menolak segala bentuk penindasan kepada rakyat," kata dia melalui pengeras suara.
Massa aksi juga menuntut transparansi gaji para anggota DPR. Pasalnya, gaji para wakil rakyat itu menggunakan hasil pajak dari rakyat.
Massa aksi juga menolak adanya tunjangan perumahan bagi para anggota DPR. Mengingat, saat ini masih banyak rakyat yang hidup dalam kesusahan.