Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan pemerintahannya tidak menolak kehadiran mahasiswa China. Ia bahkan menyebut ratusan ribu mahasiswa dari Negeri Tirai Bambu tetap dipersilakan belajar di AS.
Mengutip AP pada Kamis (28/8), pernyataan itu disampaikan Trump saat bertemu Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung pada Senin (25/8) lalu. Trump awalnya ditanya apakah akan segera bertemu Presiden China Xi Jinping. Ia menjawab hubungan dengan China tetap penting, meski keduanya kerap perang dagang.
"Presiden Xi ingin saya datang ke China. Ini hubungan yang sangat penting. Seperti yang Anda ketahui, kami menerima banyak uang dari China karena tarif dan berbagai hal lainnya," ujar Trump.
Trump kemudian membantah rumor yang menyebut AS menolak mahasiswa China. Ia menyatakan mempersilakan 600 ribu mahasiswa China untuk menempuh studi di AS.
"Saya mendengar banyak cerita tentang, 'kami tidak akan mengizinkan mahasiswa mereka (China)'. Tetapi kami akan mengizinkan mahasiswa mereka masuk. Kami akan mengizinkannya. Ini sangat penting, (ada) 600.000 mahasiswa," sambungnya.
Pernyataan Trump itu disambut positif pemerintah China. Juru bicara Kemlu China, Guo Jiakun, mengatakan Beijing berharap kata-kata Trump bisa diwujudkan dalam kebijakan nyata.
"Menghentikan pelecehan, interogasi, dan repatriasi yang tidak berdasar terhadap mahasiswa China, dan secara efektif melindungi hak dan kepentingan sah mereka," kata Guo.
Ia juga menekankan pertukaran dan kerja sama pendidikan berkontribusi untuk meningkatkan komunikasi dan pemahaman di antara masyarakat di semua negara.
Sejak Trump kembali berkuasa, kebijakan imigrasi bagi pelajar internasional diperketat. Kementerian Luar Negeri AS mencatat telah mencabut sekitar 6.000 visa pelajar sejak Menteri Luar Negeri Marco Rubio menjabat tujuh bulan lalu. Rubio kala itu berjanji akan bersikap tegas terhadap mahasiswa China yang dianggap berisiko.
Terkini, AS mengumumkan aturan baru yang membatasi izin tinggal pelajar internasional maksimal empat tahun. Kebijakan ini menambah panjang daftar langkah pengetatan yang memicu protes dari kalangan akademisi, karena dinilai menghalangi kontribusi mahasiswa asing bagi riset dan perekonomian AS.