Home > Kabar Monday, 11 Aug 2025, 19:28 WIB
PMI tidak hanya hadir saat bencana terjadi di dalam negeri, tetapi juga aktif memberikan dukungan kemanusiaan lintas negara.

JAKARTA--Palang Merah Indonesia (PMI) terus memperkuat kapasitas kesiapsiagaan dan respon kemanusiaan. Upaya ini guna menjawab tantangan penanggulangan bencana yang semakin kompleks, baik di dalam negeri maupun tingkat regional.
Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI, Ridwan Sobri Carman, mengatakan penguatan ini sejalan dengan mandat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan. Ketentuan itu menegaskan peran PMI sebagai auxiliary pemerintah Indonesia dalam penanggulangan bencana, termasuk di luar negeri.
“PMI tidak hanya hadir saat bencana terjadi di dalam negeri, tetapi juga aktif memberikan dukungan kemanusiaan lintas negara. Ini adalah bagian dari solidaritas kemanusiaan yang terus kami jaga,” kata Ridwan saat menjadi narasumber webinar Becoming Well Coordinated: Mutual Aid between National Societies yang digelar IFRC Asia Pasifik bersama Palang Merah Amerika, Senin (11/8/2025).
Ridwan menuturkan, PMI baru-baru ini menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk penanganan gempa di Myanmar senilai 100 ribu dolar AS melalui KBRI Yangon kepada Palang Merah Myanmar. Sebelumnya, PMI juga berkontribusi dalam pengiriman logistik melalui pemerintah dengan pesawat Hercules dari Bandara Halim Perdanakusuma.
PMI kata Ridwan, telah melakukan mobilisasi bantuan regional dan internasional dalam berbagai operasi, di antaranya gempa Myanmar, konflik di Sudan, dan krisis kemanusiaan Gaza. Serta pengiriman personel ahli ke lokasi bencana banjir di Malaysia dan Nepal, gempa di Fiji, dan bencana lainnya yang membutuhkan kontribusi Indonesia.
Salah satu contoh nyata koordinasi internasional adalah operasi bantuan kemanusiaan PMI untuk Bulan Sabit Merah Palestina. “Kami memastikan bantuan terkoordinasi dengan baik bersama Bulan Sabit Merah Mesir sebagai lembaga yang ditunjuk pemerintah Mesir untuk mengatur seluruh bantuan ke Gaza, serta berkoordinasi dengan IFRC dan delegasi IFRC di Kairo sebelum dikirim ke pintu Rafah yang berjarak sekitar 250 kilometer,” ungkapnya.
Ridwan menerangkan, kesiapsiagaan bukan hanya terkait peralatan dan prosedur, tetapi juga membangun kapasitas SDM, jaringan, dan kepercayaan lintas batas. “Dengan mandat resmi dan dukungan jejaring global, PMI siap berkoordinasi dalam upaya respon kemanusiaan di dalam negeri sekaligus memperkuat solidaritas di tingkat regional dan global,” ujarnya.
Sebagai langkah konkret, PMI telah melatih 100 personel dengan standar IFRC yang siap dimobilisasi untuk operasi bencana di luar negeri. Mereka memiliki keahlian teknis di bidang asesmen dan koordinasi, air dan sanitasi, bantuan non-tunai, kesehatan darurat, serta hunian sementara.
PMI, lanjut Ridwan, akan terus mendorong penguatan kemitraan dan memastikan setiap operasi kemanusiaan berjalan cepat, tepat, dan berpihak pada masyarakat yang paling membutuhkan melalui koordinasi di berbagai tingkatan dan dengan seluruh pihak terkait.
Webinar internasional tersebut juga menghadirkan Her Highness Tunku Puteri Intan Safinaz dari National Chairperson Malaysian Red Crescent Society dan Achala Navaratne, dari Global Division Director for Asia Pacific American Red Cross. Dalam kegiatan ini, Annisa Marezqa dari IFRC Asia Pasifik bertindak sebagai moderator. Atep Maulana