Pinjol Ilegal Capai 3.240, AFPI Klarifikasi Dugaan Kartel Bunga

2 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menegaskan, platform pinjaman daring (Pindar) tidak pernah melakukan kesepakatan harga pada 2018 sebagaimana dugaan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). AFPI juga menyebut Surat Keputusan Code of Conduct yang dijadikan bukti KPPU sudah dicabut sejak 8 November 2023 bersamaan dengan berlakunya SEOJK 19/2023.

“Kami tegaskan, tidak pernah ada kesepakatan batas maksimum manfaat ekonomi (suku bunga) 2018–2023. Setelah SEOJK 19/2023 berlaku, Code of Conduct kami cabut. Batas bunga saat itu merupakan arahan OJK untuk melindungi konsumen dari pinjol ilegal dengan bunga tinggi. Hal ini sudah kami sampaikan ke KPPU,” ujar Ketua Bidang Humas AFPI, Kuseryansyah, dalam sesi berbagi bersama media di Jakarta, Rabu (27/8/2025).

Data OJK yang dikutip CELIOS menunjukkan, pinjol ilegal mencapai 3.240 entitas sepanjang 2024, atau 30 kali lebih banyak dibandingkan Pindar resmi yang hanya 97. “Masifnya pinjol ilegal menuntut pelaku berizin melindungi konsumen, salah satunya lewat pembatasan bunga,” kata Kuseryansyah.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Persaingan dan Kebijakan Usaha FHUI, Ditha Wiradiputra, menilai tuduhan kartel KPPU tidak tepat. Ia menegaskan, tidak ada indikasi kesepakatan harga sebagaimana pasal kartel dalam UU Nomor 5 Tahun 1999.

“Tujuan penetapan harga biasanya untuk memperbesar keuntungan. Dalam industri Pindar, bunga justru diturunkan. Apakah ada keuntungan lebih besar yang diperoleh?” ujarnya.

Ditha menjelaskan, Pasal 5 tentang price fixing berbeda dengan Pasal 11 mengenai kartel. “Pasal yang dikenakan adalah Pasal 5, bukan Pasal 11. Jadi tidak tepat bila langsung disebut kartel,” katanya.

Ia mengingatkan, proses hukum di KPPU dapat memengaruhi investor. “Persidangan masih berjalan. Jangan sampai dianggap sudah final. Jika dibesar-besarkan, bisa memengaruhi kepercayaan investor,” ucapnya.

Ditha menuturkan, ia pernah mendengar cerita Direktur Utama perusahaan pelabuhan yang investasinya miliaran rupiah tertunda akibat perusahaannya berperkara di KPPU. “Investor asing menganggap perkara KPPU serius. Mereka menunggu putusan sebelum menanamkan modal,” ungkapnya.

Menurutnya, hal serupa bisa terjadi di industri fintech bila kasus ini tidak dikelola hati-hati. “Ini yang harus diwaspadai agar isu persidangan tidak dianggap final,” kata Ditha.

Ia menjelaskan, kasus bermula dari Pedoman Perilaku AFPI 2019 yang membatasi bunga maksimal 0,8 persen per hari untuk mencegah pinjol ilegal dengan bunga 2–3 persen. Namun KPPU menilai aturan itu sebagai bentuk penetapan harga. Perdebatan pun muncul karena price fixing lazim dimaknai sebagai kesepakatan tertutup, bukan aturan asosiasi terbuka.

“Persidangan masih berjalan. Komisioner KPPU belum memutuskan,” pungkas Ditha.

KPPU membuka sidang dugaan pelanggaran Pasal 5 UU No. 5/1999 pada 14 Agustus 2025 dengan melibatkan 97 perusahaan fintech anggota AFPI sebagai terlapor. Jumlah ini terbanyak sepanjang sejarah KPPU. Seluruh komisioner duduk sebagai majelis. Sidang berlanjut pada 26 Agustus 2025 dengan agenda pembacaan laporan dugaan pelanggaran bagi empat terlapor yang absen serta pemeriksaan alat bukti.

Read Entire Article