Hakim Peru memerintahkan penahanan praperadilan terhadap mantan presiden Martin Vizcarra. Perintah itu terkai dugaan Vizcarra menerima suap saat menjabat sebagai gubernur lebih dari satu dekade lalu.
Dikutip dari Reuters, Kamis (14/8), hakim Jorge Chavez memerintahkan Vizcarra untuk ditahan selama 5 bulan. Dengan demikian, dia menjadi mantan presiden Peru kelima yang dipenjara dalam beberapa tahun terakhir.
Vizcarra dituduh menerima suap setara USD 640 ribu (setara Rp 10,3 miliar) dari perusahaan konstruksi dengan imbalan pekerjaan umum di wilayah Moquegua antara 2011 dan 2014. Meski demikian, Vizcarra membantah semua tuduhan dan mengeklaim menjadi korban persekusi politik.
Vizcarra kemungkinan besar akan dijebloskan ke penjara markas polisi di Lima, yang khusus dibangun untuk menahan mantan presiden.
Penjara khusus itu ramai dengan mantan presiden lainnya, yaitu Alejandro Toledo, Ollanta Humala, dan Pedro Castillo yang ditahan di sana. Mantan presiden pertama yang ditahan di sana adalah Alberto Fujimori yang divonis 25 tahun penjara pada 2009 atas pelanggaran hak asasi manusia.
Fujimori diampuni pada akhir 2023 dan keputusan itu memicu aksi protes di seluruh Peru. Dia kemudian meninggal dunia karena kanker di tahun berikutnya.
Vizcarra menjadi presiden pada 2018 setelah pendahulunya mengundurkan diri. Dia dicopot dari jabatannya oleh Kongres dua tahun kemudian saat penyelidikan terhadapnya dimulai.
Hakim sebelumnya menolak permintaan jaksa untuk menahan Vizcarra pada Juni. Namun, Kementerian Publik mengajukan banding atas putusan itu dengan alasan Vizcarra berisiko melarikan diri.
Tak hanya itu, Vizcara dilaporkan berencana untuk mencalonkan diri pada pemilihan presiden 2026.
Saat ini, Peru dipimpin oleh Presiden Dina Boluarte. Boluarte pun tak lepas dari kejaran aparat hukum.
Dikutip dari BBC, Boluarte diduga melakukan korupsi. Di Peru, penyelidikan korupsi terhadap Boluarte dinamakan 'Rolexgate' karena jam tangan mewah yang dimilikinya.
Penyelidikan dimulai setelah laporan berita menyoroti jam tangan mewah yang dia pakai ke acara-acara publik. Kediamannya pun digerebek polisi pada Maret 2024, menggeledah lebih dari selusin jam tangan mewah yang diduga tidak dilaporkan Boluarte.
Boluarte yang menyatakan memasuki pemerintahan dengan tangan bersih itu mengeklaim bahwa jam Rolex miliknya adalah barang lama yang dia beli dengan hasil kerja kerasnya sejak usia 18 tahun.
Tak hanya 'Rolexgate', Boluarte juga pernah menghadapi penyelidikan karena absen selama 2 minggu tanpa pengumuman pada 2023 karena operasi hidung.
Jaksa telah meminta hukuman penjara hingga 15 tahun untuk men...