Pertamina Group menargetkan bioavtur dari minyak jelantah atau (Used Cooking Oil/UCO) atau dikenal dengan Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) bisa diekspor ke luar negeri. Selain itu, Pertamina juga menarget SAF bisa digunakan oleh maskapai-maskapai domestik.
Sebelumnya, maskapai Pelita Air sudah dengan rute Jakarta-Bali sudah resmi terbang secara penuh menggunakan bioavtur dari minyak jelantah atau SAF.
“Kita akan komunikasi, jadi untuk bisa menjajaki akan ekspor. Pasti kalau sudah melihat hasil daripada SAF kita, pasti negara lain akan ke kita, dan tentunya harganya nanti harus bersaing dengan produk-produk yang lainnya,” kata Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Mochamad Iriawan di Refinery Unit IV Pertamina, Cilacap, Jawa Tengah pada Rabu (27/8).
Selain rencana ekspor, Iriawan juga menuturkan SAF kini juga diharap bisa memenuhi kebutuhan maskapai domestik termasuk Garuda Indonesia. Sampai saat ini juga sudah ada beberapa maskapai yang sudah berkomunikasi dengan Pertamina terkait SAF.
“Insyaallah ada beberapa maskapai penerbangan sudah berkomunikasi dengan dirut Pelita. Insyaallah mungkin bisa Garuda nanti dan penerbangan lainnya. Yang jelas sudah dibuktikan kemarin penerbangan pertama ke Denpasar dan kembali, aman,” ujarnya.
Saat ini, SAF diproduksi di unit Treated Distillate Hydrotreating (TDHT) Kilang Pertamina Cilacap yang memiliki kapasitas 8.700 barel per hari. Direktur Operasional Kilang Pertamina Internasional (KPI) Didik Bahagia menuturkan produksi SAF juga akan direplikasi pada beberapa kilang lain.
Adapun kilang KPI yang akan menjadi tujuan replikasi produksi SAF nantinya adalah kilang RU II Dumai, kilang RU VI Balongan dan kilang RU V Balikpapan.
“Di Balongan, di Dumai dan juga di Balikpapan harapannya di tahun 2026 semester II, kita bisa memproduksi itu,” ujar Didik.
Menambahkan Iriawan, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menuturkan stok bahan baku minyak jelantah juga aman. Saat ini juga terdapat 35 titik SPBU yang digunakan untuk mengumpulkan minyak jelantah.
“Pasokan bahan baku sejauh ini aman kita ada 35 titik pengumpulan minyak jelantah di berbagai SPBU. Jadi kita mempersilakan, mengundang masyarakat untuk mengumpulkan minyak jelantahnya melalui titik-titik SPBU yang ada,” ujar Fadjar.
Dari jumlah tersebut, Fadjar menuturkan juga sudah ada arahan dari Iriawan untuk memperluas dan menambah titik-titik pengumpulan minyak jelantah.