REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketahanan energi nasional tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pasokan, tetapi juga oleh tata kelola rantai pasok yang inklusif, transparan, dan partisipatif. Prinsip inilah yang ditekankan Pertamina Patra Niaga sebagai fondasi memperkuat ekosistem energi Indonesia di tengah meningkatnya tantangan global.
Direktur Pemasaran Pusat & Niaga Pertamina Patra Niaga, Alimuddin Baso, menyebut keterbukaan akses bagi mitra usaha domestik maupun internasional menjadi langkah penting untuk menjaga keberlanjutan pasokan energi.
“Kami berkomitmen membangun kemitraan yang strategis, terbuka, dan akuntabel. Dengan sistem registrasi yang digital dan transparan, rantai pasok energi dapat berjalan lebih efisien serta menjangkau seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.
Pesan tersebut ditegaskan dalam Forum Coaching Clinic dan Registrasi Mitra Usaha Supplier Produk Kilang yang digelar di Jakarta, Selasa (19/8). Dalam kegiatan ini, peserta mendapatkan pemaparan mengenai rantai pasok energi nasional, peluang kemitraan, serta mekanisme registrasi yang kini lebih sederhana dan bisa diakses secara online.
Antusiasme peserta tampak dari kehadiran calon mitra usaha, baik lokal maupun internasional. Farino, perwakilan dari Dubai, menyebut inisiatif Pertamina Patra Niaga membuka ruang partisipasi yang lebih luas.
“Kegiatan ini sangat interaktif. Proses registrasi pun kini lebih mudah, cukup melalui sistem online,” jelasnya. Hal serupa diungkapkan Nabila Salamah yang menilai forum ini positif karena disajikan bilingual dan terbuka untuk mitra global.
Melalui langkah ini, Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa ketahanan energi bukan semata soal pasokan, melainkan juga keadilan akses dan tata kelola rantai distribusi yang kredibel. Keterlibatan berbagai mitra usaha diharapkan semakin memperkuat fondasi energi nasional yang tangguh dan berkelanjutan.