Selama ekspedisi terakhir E/V Nautilus pada Oktober 2019, para peneliti dibuat terkejut oleh penemuan langka di dasar laut. Saat kamera menembus kedalaman Davidson Seamount di lepas pantai California tengah, terlihat kerangka paus tergeletak di dasar laut, momen yang langsung disambut sorak kegembiraan tim.
“Itu whale fall! Whale fall! Paus jatuh!” teriak kru begitu menyadari apa yang mereka lihat.
Whale fall adalah fenomena ketika bangkai paus tenggelam hingga ke dasar laut, menjadi hidangan besar yang menopang ekosistem baru bagi beragam hewan laut dalam.
“Dinner is served,” celetuk salah satu peneliti sambil menyaksikan kerangka paus itu.
Cuplikan penemuan ini kemudian ditingkatkan kualitasnya dan dirilis ulang dalam format 4K pada Januari 2023, membuat detail penemuan terlihat semakin menakjubkan.
Bangkai paus di laut dalam sangat jarang ditemui, terlebih yang belum habis disantap penghuni laut. Biasanya, jika ilmuwan menemukan whale fall, kerangka itu sudah bertahun-tahun berada di dasar laut dan tinggal sisa tulangnya saja.
Namun kali ini berbeda. Bangkai yang ditemukan di kedalaman 3.238 meter di kawasan Monterey Bay National Marine Sanctuary ini terlihat relatif segar. Beberapa bagian tubuh seperti jaringan lunak, lapisan lemak (blubber), dan organ dalam masih utuh.
Menariknya, bangkai ini tampaknya sedang berada di fase transisi ekologi. Beberapa pemangsa besar seperti ikan mirip belut (eelpout) tampak melahap lemaknya, sementara cacing pemakan tulang sudah mulai menggerogoti lemak yang tersimpan di dalam tulang paus.
Tak hanya itu, berbagai penghuni laut dalam juga ikut berpesta, mulai dari ikan grenadier, kepiting, hingga belasan gurita. Setidaknya 15 gurita laut dalam terlihat menempel di kerangka paus.
Bangkai ini diperkirakan berasal dari paus sepanjang 4hingga 5 meter. Bagian baleen-nya, yakni sistem penyaring berbentuk serabut mirip gigi pada paus penyaring seperti paus biru atau paus bungkuk, masih bisa terlihat jelas, meski spesies paus ini belum teridentifikasi.
Kendati kehidupan paus ini sudah berakhir, warisannya masih berlanjut. Kerangkanya kini menjadi sumber energi yang akan menyuburkan ekosistem laut dalam selama bertahun-tahun.
“Kerangka paus dapat menopang komunitas laut kaya selama bertahun-tahun hingga puluhan tahun. Tulang-tulangnya bukan hanya menjadi permukaan keras bagi invertebrata untuk tumbuh, tapi juga melepaskan senyawa dari pembusukan yang menjadi energi bagi mikroba. Mikroba inilah yang menjadi dasar rantai makanan di laut dalam,” jelas National Ocean Service.
Dengan begitu, bangkai paus ini menciptakan jejaring makanan baru, memberi energi bagi organisme bersel tunggal hingga spons laut, dan pada akhirnya menambah kompleksitas rantai makanan di samudra.