Presiden Brajamusti, Muslich Burhanuddin (Thole), meminta PSSI dan I.League mengkaji ulang aturan larangan kehadiran suporter tandang pada Super League dan Liga 2. Ia menilai kebijakan tersebut tidak efektif serta menimbulkan kerugian bagi klub maupun kelompok suporter.
Menurut Thole, aturan tersebut tidak sepenuhnya ditaati oleh kelompok suporter. Ia juga menyebut kehadiran suporter tandang justru bisa menjadi sarana mempererat hubungan antar pendukung tim.
“Larangan ini saya kira sangat merugikan klub dan suporter. Kunjungan ke kandang lawan sebenarnya bukan hanya untuk mendukung tim tapi juga mempererat hubungan antar suporter,” ujar Thole kepada kumparan, Rabu (20/8).
Thole menilai kekhawatiran operator liga terkait potensi kericuhan terlalu berlebihan. Ia menyinggung alasan larangan yang dikaitkan dengan rekomendasi FIFA maupun situasi tertentu perlu dibuktikan secara terbuka. Namun, Thole menegaskan belum pernah ada dokumen resmi dari FIFA yang menyebut larangan suporter tandang.
Sementara itu, Thole juga menyoroti soal sanksi denda yang dikenakan kepada klub. Ia mencontohkan PSIM Jogja yang mendapat hukuman ketika bertandang ke Surabaya, meskipun tidak terjadi insiden antara suporter tuan rumah dan pendukung tim tamu. Menurutnya, kehadiran Bonek dan Brajamusti justru berjalan harmonis.
“Sanksi hanya sekadar formalitas saja, klub didenda nambah kas operator liga,” tegas Thole.