Perhotelan di Manado Sambut Kebijakan Pelonggaran Efisiensi Anggaran

Suasana salah satu hotel di Kota Manado, Sulawesi Utara.

MANADO - Insan perhotelan di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), menyambut gembira kebijakan pelonggaran efisiensi anggaran yang mulai diberlakukan pada bulan Juni 2025 ini.

Pasalnya, hal ini berarti kegiatan Pemerintah Daerah (Pemda) bisa kembali dilaksanakan di hotel, sehingga efeknya akan sangat baik dan berdampak untuk peningkatan okupansi hotel.

Marketing Communication Manager, Hotel Luwansa Manado, Karinna Karwur, bercerita bahwa akibat adanya efisiensi anggaran, hotel mengalami kesulitan meningkatkan okupansi, apalagi sejumlah aktivitas Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.

Untuk itu, dia menilai jika pelonggaran efisiensi anggaran yang berdampak pada dibukanya kembali kran kegiatan dilaksanakan di hotel, akan memberikan dampak positif untuk okupansi hotel, yang juga punya efek domino untuk para karyawan yang bekerja di hotel.

“Bagi kami ini berita yang positif, karena sudah dalam beberapa bulan terakhir hotel kami sepi tamu dan kegiatan-kegiatan dari pemerintahan,” ujar Karinna.

Menurut Karinna, selama ini hotel-hotel di Manado termasuk hotel tempatnya bekerja, cukup bergantung pada sejumlah kegiatan pemerintah, sehingga pemberlakuan efisiensi tersebut dirasa cukup menyulitkan perhotelan.

“Selama adanya pemberlakuan efisiensi, tingkat hunian kamar di hotel turun sampai 60 persen,” ungkapnya kembali.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, pada awal bulan Juni 2025 lalu, melonggarkan penerapan efisiensi anggaran yang sudah diberlakukan sejak awal tahun 2025.

Pada kesempatan itu, Tito menekankan bahwa pelaksanaan rapat di hotel dan restoran sebetulnya tidak dilarang, namun diminta agar Pemda memastikan bahwa gelaran rapat tersebut benar-benar bermanfaat.