
PADA umumnya buang air kecil (BAK) dengan rata-rata 4-7 kali dalam sehari, namun apabila lebih dari itu maka disarankan untuk segera pergi ke dokter. Tetapi masih banyak juga masyarakat yang sulit membedakan sering BAK dengan berlebihan.
Dalam bidang urologi, ketika seorang pasien didiagnosis sering BAK, terkadang hal tersebut dapat disalahartikan sebagai BAK berlebihan. Namun, terdapat perbedaan yang jelas antara kedua temuan medis ini yang perlu dipahami karena penyebab dan penanganannya bisa sangat berbeda.
Direktur Medis Urology Cancer Specialists di Los Angeles Adam Ramin, MD menjelaskan sering BAK berarti seringnya keinginan untuk BAK yang mendorong seseorang ke kamar mandi untuk mengosongkan kandung kemih.
Dengan sering BAK, tubuh mungkin memproduksi urine dalam jumlah yang tepat atau sesuai, tetapi pasien mengalami keinginan BAK yang konstan, meskipun kandung kemih tidak cukup penuh untuk memenuhi keinginan tersebut.
"Di sisi lain, BAK berlebihan berarti tubuh memproduksi urine dengan cepat, sehingga perlu sering BAK. Pada saat BAK berlebihan, volume produksi urine yang tinggi menyebabkan kandung kemih mencapai kapasitas penuhnya secara berkala," kata Ramin dikutip pada Selasa (12/8).
Disebabkan Faktor Berbeda
Meskipun sering BAK dan berlebihan mungkin tampak serupa, keduanya biasanya disebabkan oleh faktor yang berbeda. Penyebab sering BAK umumnya meliputi produksi urin berlebih, beser, iritasi/cedera saraf tulang belakang, cedera saraf diabetik pada kandung kemih, infeksi saluran kemih dengan sistitis akut, sistitis kronis, tumor kandung kemih, massa panggul, dan mengalami batu kandung kemih.
Sementara penyebab BAK berlebihan umumnya meliputi minum terlalu banyak cairan, terutama dalam satu waktu, mengonsumsi obat diuretik, mengidap suatu kondisi yang disebut SIADH: Sindrom Produksi Hormon Antidiuretik yang Tidak Tepat, hingga diabetes Insipidus.
"Meskipun sering BAK dan BAK berlebihan mungkin terdengar serupa, ahli urologi perlu membedakan mana yang mana demi kesehatan pasien mereka. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kondisi yang mendasari kedua proses BAK ini berbeda dan memerlukan pendekatan pengobatan yang berbeda," ujarnya.
Ia mencontohkan, orang yang mengalami sering buang air kecil karena masalah saraf tulang belakang atau cedera tulang belakang mungkin memerlukan operasi, suntikan, atau pengobatan untuk memperbaiki area tulang belakang yang menyebabkan gejala buang air kecil.
Diabetes hingga Kesehatan Seksual
Penderita diabetes yang mengalami buang air kecil berlebihan memerlukan terapi pengobatan untuk mengendalikan diabetes sehingga dapat meredakan gejala buang air kecil yang ditimbulkannya.
Kesamaan antara buang air kecil yang sering dan berlebihan terletak pada gejala kesehatan seksual yang dapat ditimbulkan atau dipengaruhinya. Kedua kondisi ini menyebabkan pasien terus-menerus ke kamar mandi, yang pada gilirannya dapat mengganggu aktivitas seksual.
Selain itu, dorongan untuk buang air kecil dapat memburuk seiring dengan gairah seksual, sehingga mengganggu aktivitas seksual untuk pergi ke kamar mandi. Lebih lanjut, banyak kondisi mendasar yang menyebabkan buang air kecil sering atau berlebihan juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi, terlepas dari frekuensi atau buang air kecil yang berlebihan.
"Misalnya, diabetes tidak hanya menyebabkan frekuensi buang air kecil dengan menyebabkan neuropati kandung kemih, tetapi juga menyebabkan cedera pembuluh darah dan saraf pada penis, yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi," pungkasnya. (H-3)