Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang tentara Thailand dilaporkan terluka parah akibat menginjak ranjau darat di dekat perbatasan Kamboja, Selasa (12/8.2025). Insiden ini terjadi hanya beberapa hari setelah kedua negara sepakat memberlakukan gencatan senjata pasca-bentrokan mematikan bulan lalu.
Militer Thailand menyebut pergelangan kaki kiri korban mengalami luka serius saat patroli rutin, sekitar 1 km dari kuil Ta Moan Thom di Provinsi Surin.
"Insiden ini adalah bukti nyata bahwa Kamboja telah melanggar gencatan senjata serta Konvensi Ottawa yang melarang ranjau darat," ujar Juru Bicara Militer Thailand Mayor Jenderal Winthai Suvaree dalam pernyataan resmi, seperti dikutip Reuters.
Tentara tersebut kini dirawat di rumah sakit. Ini menjadi insiden keempat dalam beberapa minggu terakhir di mana prajurit Thailand terluka akibat ranjau saat berpatroli di perbatasan. Pada Sabtu lalu, tiga tentara juga menjadi korban ranjau di area antara Provinsi Sisaket di Thailand dan Provinsi Preah Vihear di Kamboja.
Bangkok menuding Kamboja menanam ranjau di sisi perbatasan yang disengketakan, termasuk insiden pada 16 dan 23 Juli. Namun, Phnom Penh membantah tuduhan tersebut, mengklaim ranjau yang meledak adalah peninggalan konflik lama.
"Kami adalah negara pihak yang bangga pada Konvensi Ottawa," tegas pihak Kamboja pekan lalu.
Sengketa wilayah antara kedua negara telah berlangsung puluhan tahun, terutama terkait kepemilikan kuil Hindu kuno Ta Moan Thom dan Preah Vihear abad ke-11.
Bentrokan terbaru yang pecah 24 Juli lalu menjadi yang terburuk dalam lebih dari satu dekade, dengan baku tembak artileri dan serangan udara yang menewaskan sedikitnya 43 orang dan memaksa lebih dari 300.000 warga mengungsi.
Saat ini, gencatan senjata yang rapuh masih berlaku setelah Thailand dan Kamboja sepakat pekan lalu mengizinkan pengamat ASEAN memantau perbatasan yang disengketakan untuk mencegah pecahnya konflik kembali.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Pecah Perang Baru, Militer 2 Tetangga RI Bentrok di Perbatasan