Peradaban Islam Lahirkan Industri Penerbitan Buku

5 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jauh sebelum Johannes Gutenberg memperkenalkan mesin cetak pada pertengahan abad ke-15, peradaban Islam era klasik sudah lebih dahulu memunculkan mekanisme penerbitan buku yang berbahan dasar kertas.

Johannes Pedersen dalam The Arabic Book (1984) menjabarkan, publikasi buku dalam peradaban Islam sepanjang abad pertengahan bermula dari masjid. Sebab, masjid berfungsi tak hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga sentra aktivitas intelektual, termasuk pengumuman naskah tulisan dan peluncuran buku.

Sebagai contoh, Pedersen menuturkan, pada zaman Kekhalifahan Abbasiyah, penerbitan disebut sebagai kharrajah. Asal katanya ialah kharaja, yang berarti 'muncul'. Waktu itu, ada beberapa tahapan yang mesti dilalui seseorang bila hendak menerbitkan buku.

Pertama-tama, ia mesti merangkai berbagai catatan pendahuluan (muwaddah) terlebih dahulu. Muwaddah karyanya itu lantas dibawa ke masjid untuk diumumkan kepada khalayak ramai—biasanya bakda shalat berjamaah. Seusai menerima respons dari hadirin, si penulis akan menanyakan adakah warraq yang hadir di sana tertarik untuk menyalin naskahnya itu.

Warraq adalah sebutan bagi profesi penyalin naskah. Namun, tugasnya tidak hanya menyalin naskah yang disodorkan kepadanya, tetapi juga berburu tulisan dari para (calon) penulis. Ia juga menghubungkan antara pengarang dan publik pembaca. Profesi ini memiliki prestise tersendiri.

Ketika suatu muwaddah diumumkan di pelataran masjid, para warraq mesti menyimaknya. Ia pun akan menimbang-nimbang, apakah muwaddah itu memang layak diteruskan menjadi sebuah buku? Apakah nanti buku itu akan laku di pasaran?

Sesudah memastikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, seorang warraq lantas akan membuat perjanjian dengan si pengarang naskah. Dengan begitu, mereka mendapatkan lisensi untuk mencetak, menerbitkan, dan menjual buku karya pengarang tersebut.

Abdul Hadi WM dalam Cakrawala Budaya Islam menuturkan beberapa contoh luar biasa kerja sama antara pengarang dan penyalin naskah dalam periode ini. Misalnya, pakar tata bahasa al-Bawardi (wafat 957 M) atau ahli tafsir al-Tabari (wafat 923 M). Keduanya mendiktekan 30 ribu halaman karangannya kepada sejumlah warraq.

Industri perbukuan pun diproteksi dengan pengakuan atas hak cipta (copyright). Sebab, tidak boleh ada penyalinan tanpa izin tertulis dari si pengarang yang bersangkutan. Salinan dari warraq yang bekerja sama dengannya pun harus dibubuhi ijazah yang memuat tanda tangan pengarang.

Menurut Abdul Hadi, proses memperoleh ijazah itu lumayan berliku-liku. Seorang warraq mesti membaca kembali naskah salinannya itu minimal tiga kali. Pengarang lalu memberikan komentar, koreksi, atau tambahan bilamana perlu. Hanya bila si pengarang sudah puas, barulah ijazah dapat diberikan sehingga si warraq boleh menerbitkan naskahnya dalam bentuk buku.

Read Entire Article