Penjaga Ekosistem Hutan Sumatera

3 weeks ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Oleh : Heka Hertanto, Pemerhati dan Pegiat Harimau Konservasi di Artha Graha Peduli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang petani kopi di Kabupaten Lampung Barat, Lampung ditemukan tewas pada Kamis, 10 Juli 2025  dengan kondisi tubuh tak utuh karena diserang oleh harimau. Ada beberapa bagian tubuh yang hilang yakni kaki kanan, ada luka gigitan di di leher, serta beberapa anggota tubuh lain. 

Tragedi ini sudah  sering terjadi dan terus terjadi di Sumatera dan wilayah lainnya. Apakah harimau berkonflik dengan manusia atau manusia berkonflik dengan harimau? Apakah manusia yang masuk habitat harimau atau harimau yang masuk Kawasan manusia?

Keberadaan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di tengah belantara tropis Pulau Sumatera bukan sekadar simbol keagungan alam Indonesia. Ia adalah penjaga ekosistem hutan, predator puncak yang menjaga keseimbangan populasi mangsa, sekaligus indikator utama kesehatan lingkungan. Namun, saat ini, harimau sumatera sedang menghadapi krisis eksistensial yang mengancam keberlangsungan hidupnya di alam liar.

Kehilangan Habitat dan Ancaman Nyata

Populasi harimau sumatera hingga 2024 diperkirakan sekitar 600 ekor di habitat alam. Ancaman terbesar datang dari degradasi habitat, deforestasi, konflik dengan manusia, dan perburuan liar. Ironisnya, lebih dari 70 persen habitat harimau berada di luar kawasan konservasi, terutama di area konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI), perkebunan kelapa sawit, dan wilayah penggunaan lahan lainnya. Dalam 14 tahun terakhir, enam lanskap konservasi prioritas harimau di Sumatera kehilangan 12,5 persen tutupan hutannya—sebuah angka yang merepresentasikan penyusutan ruang hidup dan ruang jelajah mereka secara drastis.

Aktivitas perambahan hutan, pembukaan lahan pertanian, dan proyek infrastruktur telah mengurangi ruang hidup harimau secara drastis. Dalam 14 tahun terakhir, enam lanskap konservasi harimau di Sumatera kehilangan 12.5 persen dari tutupan hutan mereka. Penurunan tutupan hutan dari tahun ke tahun telah mempersempit ruang gerak harimau, memaksa mereka untuk memasuki wilayah yang lebih dekat dengan aktivitas manusia. Hal ini tidak hanya mengurangi jumlah mangsa alami, tetapi juga meningkatkan risiko konflik dengan manusia.

Dengan hampir 99 persen populasi harimau berada di luar kawasan konservasi, konflik antara harimau dan manusia menjadi semakin sering terjadi. Banyak kasus kematian harimau karena jeratan yang dipasang oleh warga. Ketika ruang jelajah dan pasokan makanan berkurang, harimau merasa terancam dan sering kali menyerang ternak, yang memicu respons negatif dari masyarakat

Fragmentasi hutan dan ekspansi masif aktivitas manusia mendorong harimau mendekati pemukiman, memicu konflik yang makin intens. Dalam banyak kasus, harimau ditangkap menggunakan jerat atau dibunuh karena menyerang ternak. Ketika rantai makanan terputus dan ruang jelajah menyempit, harimau menjadi korban atas keterbatasan yang dipaksakan oleh manusia.

Perburuan Liar Mengancam

Selain hilangnya habitat, perburuan ilegal terus menjadi momok. Organ tubuh harimau masih diperdagangkan secara sembunyi-sembunyi, baik untuk konsumsi budaya maupun komoditas pasar gelap internasional. Upaya penegakan hukum memang dilakukan, namun belum cukup untuk menghentikan perburuan liar yang merusak upaya konservasi selama bertahun-tahun.

Peluang dari Sinergi dan Konservasi Kolaboratif

Meski situasinya genting, harapan belum pupus. Peluang untuk menyelamatkan harimau sumatera tetap terbuka lebar, jika pendekatan konservasi dilakukan secara menyeluruh, kolaboratif, dan berbasis ekosistem.

Pertama, pelibatan sektor swasta menjadi langkah penting. Program HTI ramah konservasi sebagai  integrasi antara produksi dan pelestarian dapat diwujudkan melalui tata kelola lanskap yang berkelanjutan.

Kedua, strategi konservasi perlu menggabungkan pendekatan in-situ (di habitat alami) dan eks-situ (di luar habitat alami). Restorasi hutan yang terdegradasi serta pengelolaan kawasan konservasi berbasis ilmiah dan sosial bisa memperluas ruang hidup harimau secara signifikan.

Ketiga, peran masyarakat lokal tidak bisa diabaikan. Edukasi publik dan pelibatan komunitas adat dalam konservasi terbukti efektif dalam mengurangi konflik dan memperkuat perlindungan terhadap satwa liar. Harimau tidak bisa dilestarikan dengan pendekatan eksklusif; ia harus menjadi bagian dari narasi hidup masyarakat sekitarnya.

Keempat, pengalaman negara lain seperti Nepal menunjukkan bahwa kombinasi antara kebijakan progresif, restorasi ekosistem, dan pelibatan warga bisa meningkatkan populasi harimau secara signifikan dalam waktu satu dekade. Indonesia memiliki sumber daya dan modal sosial untuk melakukan hal serupa—dengan komitmen yang konsisten.

Simbol Budaya dan Penentu Masa Depan Ekologis

Harimau sumatera bukan hanya spesies langka, ia adalah ikon budaya, identitas ekologis, dan penjaga keseimbangan hayati. Kehilangannya bukan sekadar kehilangan satu jenis satwa, tapi alarm atas krisis ekosistem yang lebih luas. Jika predator puncak pun tak mampu bertahan di habitatnya sendiri, maka yang sedang terancam bukan hanya harimau, tetapi juga manusia.

Upaya menyelamatkan harimau sumatera tidak bisa ditunda. Pemerintah, pelaku industri, akademisi, masyarakat sipil, dan komunitas internasional harus bersatu dalam misi yang sama: menjaga sisa-sisa benteng alam terakhir Indonesia. Dengan komitmen kolektif dan langkah nyata, kita masih bisa mewujudkan masa depan di mana harimau sumatera tetap mengaum gagah di belantara Sumatera.

Masa depan harimau sumatera adalah masa depan ekosistem kita. Menyelamatkannya berarti menyelamatkan hutan, air, iklim, dan kehidupan manusia itu sendiri.

Read Entire Article