Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu ketegangan perdagangan global. Ia mengonfirmasi rencana pengenaan tarif baru terhadap dua sektor strategis dunia: produk farmasi dan semikonduktor. Kebijakan ini disebut akan diumumkan dalam waktu dekat.
"Kami akan mengumumkan tarif untuk semikonduktor dan chip dalam seminggu ke depan atau lebih," ujar Trump dalam wawancara dengan CNBC pada Selasa (5/8/2025).
Trump juga menyampaikan bahwa tarif untuk produk farmasi impor bisa naik secara signifikan dalam waktu 18 bulan.
"Awalnya kami akan mengenakan tarif kecil untuk produk farmasi, tetapi dalam satu tahun, maksimal satu setengah tahun, tarifnya akan naik menjadi 150 persen. Lalu akan naik menjadi 250 persen karena kami ingin produk farmasi dibuat di negara kami," katanya.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi Trump memperluas perang dagangnya, menyusul gelombang tarif baru yang mulai diberlakukan minggu ini. Produk dari Brasil akan mulai dikenai tarif pada Rabu, disusul puluhan negara lain termasuk Uni Eropa dan Taiwan pada Kamis.
Tarif-tarif ini merupakan kelanjutan dari kebijakan bulan April lalu, saat AS menerapkan tarif 10% ke hampir seluruh mitra dagangnya. Namun, produk farmasi, baja, aluminium, dan kayu sebelumnya belum termasuk dalam cakupan.
Kebijakan tarif terhadap obat-obatan dinilai dapat berdampak besar terhadap Swiss. Tahun lalu, sektor farmasi menyumbang sekitar 60% dari total ekspor barang Swiss ke AS. Alhasil, pejabat pemerintah Swiss langsung terbang ke Washington pekan ini dalam upaya menghindari bea masuk yang bersifat hukuman.
Sementara itu, Uni Eropa juga berada di bawah ancaman. Mulai Kamis ini, sebagian besar produk dari blok tersebut dikenai tarif 15% setelah Washington dan Brussel gagal menyepakati pakta dagang jangka panjang.
"Jika Uni Eropa tidak memenuhi kewajiban dalam kesepakatan terbaru, mereka bisa menghadapi lonjakan tarif berikutnya," ujar Trump.
Kanada, mitra dagang utama AS, juga mulai merasakan dampak meskipun lebih dari 85% perdagangannya dengan AS tetap bebas tarif. Beberapa produk tetap masuk dalam daftar kena pajak masuk.
Trump juga menargetkan India. Ia mengatakan, tarif atas barang dari India akan "naik secara substansial dalam 24 jam ke depan" sebagai respons terhadap pembelian minyak Rusia oleh negara tersebut, yang disebutnya sebagai sumber utama pendanaan perang Moskow di Ukraina.
Tekanan terhadap India datang menjelang batas waktu negosiasi damai antara Moskow dan Kyiv, yang ditetapkan Trump hingga Jumat. Utusan khusus AS, Steve Witkoff, dijadwalkan bertemu dengan pejabat Kremlin pekan ini.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Serangan Tarif Baru Sektor Teknologi & Farmasi-Emas Rekor Lagi