
KABUPATEN Sumedang memulai operasional Sekolah Rakyat, Rabu (6/8). Daerah ini menjadi salah satu dari 5 daerah yang sudah mengawali program strategis itu.
Pada hari pertama, para siswa Sekolah Rakyat Sumedang melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Peluncuran Sekolah Rakyat dilakukan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, Sekda Jawa Barat Herman Suryatman dan Staf Ahli Kementerian Sosial RI Edi Suharto, Selasa (5/8).
Edi Suharto menyatakan Sumedang merupakan daerah yang paling siap dan progresif dalam mewujudkan Sekolah Rakyat. “Hari ini hanya lima daerah di Indonesia yang resmi membuka Sekolah Rakyat, Sumedang salah satunya. Ini berkat kerja sama semua pihak mulai dari gubernur, bupati, dinas sosial, hingga pendamping PKH di lapangan,” ungkapnya.
Dia mengajak para orangtua untuk terus mendoakan dan mendukung anak-anaknya yang akan tinggal di asrama dan belajar penuh selama mengikuti pendidikan di Sekolah Rakyat.
Sementara Sekda Jabar menyatakan Sumedang dinilai sebagai daerah dengan kesiapan terbaik dan menjadi pionir dalam implementasi Sekolah Rakyat.
“Saat kabupaten lain masih tahap persiapan, Sumedang sudah eksekusi. Ini buah dari komitmen kuat bupati, sekda, dan seluruh pemangku kebijakan,” ujar Herman.
Dia menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan dua lokasi pengembangan Sekolah Rakyat permanen, yakni di Jatinangor dan Ujungjaya. Di Jatinangor, Sekolah Rakyat berdiri di atas tanah milik pemprov seluas 5 hektare. Sementara di Ujungjaya, di atas tanah seluas 35 hektare.
Pada kesempatan itu, Bupati Dony menyatakan hari ini Sumedang menyalakan obor pengetahuan yang akan menyinari masa depan anak-anak.
"Ini bukan hanya seremoni, tapi awal dari gerakan besar pendidikan. Sekolah Rakyat lahir untuk membuka akses pendidikan yang setara bagi semua warga, tanpa kecuali,” ungkap Bupati Dony.
Para siswa Sekolah Rakyat ini akan mendapatkan fasilitas lengkap, mulai dari seragam, makanan, tempat tidur, meja belajar, hingga laptop.
Bahkan Bupati Dony secara pribadi juga menyampaikan komitmennya untuk rutin mengunjungi asrama, mendongengkan cerita, dan membimbing anak-anak secara spiritual dengan doa-doa keseharian.