
BERDIRI sejak 1746, PT Pos Indonesia sudah menjadi tulang punggung layanan pos dan logistik nasional. Posisi ini terus diperkuat dengan model bisnis Wholesale bersama penyelenggara pos dan kurir lainnya.
"Hal ini untuk mendorong transformasi digital, efisiensi operasional dan pemerataan layanan logistik nasional hingga ke pelosok Indonesia," tutur Direktur Business Development & Portfolio Management Pos Indonesia Prasabri Pesti, di Bandung, Rabu (6/8).
Dia menambahkan strategi Pos Indonesia memperkuat posisinya sebagai backbone layanan pos dan logistik nasional merupakan bentuk dan dukungan strategis perusahaan terhadap Permen Komunikasi dan Digital No. 8 Tahun 2025. Aturan ini mendorong transformasi digital, efisiensi operasional, serta pemerataan layanan logistik hingga ke pelosok Indonesia.
“Kapasitas terpasang Pos Indonesia sangat besar mencakup rute angkutan primer-sekunder-tersier, warehouse, fulfillment center, serta armada last mile di seluruh wilayah Indonesia. Kami memiliki lebih dari 1 juta rute wara-wiri di seluruh Indonesia," jelasnya.
Angkutan backbone darat kapasitas besar, tambah dia, berjalan harian dari Aceh hingga Mataram. Selain itu juga ditambah space besar di palka kapal Pelni milik PosIND yang berlayar setiap hari.
Menurut Prasabri, Pos Indonesia menjalankan strategi sebagai backbone untuk mendukung lima prioritas utama Layanan Pos Komersial berupa perluasan jangkauan layanan, peningkatan perlindungan konsumen, pemanfaatan infrastruktur bersama, sistem monitoring transparan, dan transformasi menuju logistik ramah lingkungan, sesuai Permen Komunikasi dan Digital No. 8 Tahun 2025.
“Pos Indonesia menjawab tantangan tersebut dengan model bisnis Wholesale melalui sinergi aset, armada, dan teknologi yang dimiliki dengan berbagai mitra kurir dan logistik nasional,” urainya.
Masih lapang
Dia memaparkan bahwa okupansi alat produksi terpasang milik PosIND saat ini masih lapang, membuka peluang besar untuk kemitraan Wholesale bersama pelaku industri lainnya.
“Kami siapkan kolaborasi wholesale dengan pemain kurir dan logistik lainnya. Mari tumbuh bersama,” tambahnya.
Menurut Prasabri, dalam menjalankan sinergi wholesale, Pos Indonesia menjalankan tiga pilar utama, yakni optimalisasi interkoneksi berupa penyediaan layanan end-to-end, termasuk pemanfaatan Collecting Processing Transportation Distribution (CPTD) secara parsial maupun menyeluruh.
Pilar kedua dengan memanfaatkan aset dan armada yang dimiliki Pos Indonesia meliputi transportasi darat, laut, udara, serta pemanfaatan warehouse dan hub di seluruh Indonesia. Saat ini, Pos Indonesia memiliki 1.200 lebih armada roda empat dan lebih dari 13.000 armada sepeda motor.
Pilar terakhir ialah optimalisasi teknologi bersama berupa penyediaan platform digital POSIND sebagai layanan bersama untuk efisiensi dan interoperablitas.
"Melalui infrastruktur dan jaringan yang sudah mumpuni ini serta dukungan regulasi yang progresif, Pos Indonesia yakin dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekosistem logistik nasional yang inklusif, efisien dan berkelanjutan," tegas Prasabri.