
Eks Presiden Korsel Yoon Suk-yeol ditahan untuk yang kedua kalinya. Yoon didakwa atas sejumlah kejahatan, salah satunya penyalahgunaan kekuasaan.
Yoon kini ditahan di Pusat Penahanan Seoul. Namun, Pusat Penahanan Seoul dilaporkan kewalahan menerima panggilan telepon dari pendukung yang meminta agar sel tahanan Yoon dipasangi pendingin ruangan (AC).
Dikutip dari Korea Herald, Selasa (15/7), pendukung fanatik Yoon bergerak secara daring, membagikan detail telepon, faks, dan email pusat penahanan di media sosial untuk menekan pejabat terkait.
Beberapa di antara mereka bahkan menyebarkan contoh faks. Dalam contoh faks yang dibagikan, pendukung fanatik menyebut kondisi Yoon di sel tahanan sama dengan pembunuhan dan berjanji akan memberi tahu komunitas internasional terkait hal ini.

Korea Herald melaporkan kesulitan menghubungi pusat penahanan karena banyaknya pendukung yang melakukan panggilan telepon. Jurnalis Korea Herald bahkan menghadapi beberapa kali sinyal sibuk dan menunggu lebih dari 10 menit hanya untuk berbicara dengan anggota staf.
Pejabat pusat penahanan mengatakan sebagian besar telepon yang masuk meminta AC dan perawatan medis. Namun, mereka menyatakan detail terkait fasilitas pusat penahanan tidak bisa diungkap karena alasan keamanan.
Selama di pusat penahanan, Yoon ditempatkan di sel isolasi seluas 6,6 meter persegi selama persidangan atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan memimpin pemberontakan berjalan.
Seperti sel-sel lainnya, sel tempat Yoon ditahan tidak dilengkapi AC —hanya kipas angin di langit-langit yang menyala dalam siklus 50 menit —beserta perabotan dasar dan kamera pengawas.
Upaya Interogasi Yoon Suk-yeol

Tim penasihat khusus akan melakukan upaya kedua untuk menginterogasi Yoon terkait upayanya menerapkan darurat militer pada Desember 2024 lalu.
Tim yang dipimpin penasihat khusus Cho Eun-suk telah meminta Pusat Penahanan Seoul di Uiwang untuk membawa Yoon ke ruang pemeriksaan pada pukul 14.00 waktu setempat hari ini.
Sebelumnya, Yoon menolak memenuhi panggilan pemeriksaan sejak ditangkap untuk yang kedua kalinya minggu lalu.

Pada Senin (14/7) kemarin, tim berusaha agar petugas di pusat penahanan dapat membawa Yoon ke ruang interogasi. Namun, Yoon menolak meninggalkan sel tahanannya. Tim pun tidak dapat menggunakan kekerasan fisik karena status Yoon sebagai mantan presiden.
Jika kembali menolak, tim penasihat khusus dapat mendatangi Yoon di pusat penahanan dan diinterogasi di sana. Namun, ada kemungkinan Yoon kembali menolak bekerja sama.
Ada kemungkinan juga tim penasihat khusus memilih mendakwa Yoon tanpa interogasi tambahan jika Yoon terus menolak diinterogasi.