REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pondok Modern Tazakka mengelar Sarasehan Tokoh Masyarakat dan Agama untuk Batang dan Indonesia Damai, (2 Sept 2025). Pertemuan dihadiri oleh tokoh lintas agama, profesi, ormas dan parpol.
Diantara yang hadir adalah Pimpinan Pondok Modern Tazakka KH. Anang Rikza Masyhadi, MA., Ph.D., Anggota DPR RI Yoyok Riyo Sudibyo, Anggota DPRD Jateng Iskandar Zulkarnain, Anggota DPRD Batang Makhrus, Kepala Kesbangpol Batang Dr. Agung Wisnu Barata, Ketua Omah Tani Handoko Wibowo, Camat Bandar bersama Kapolsek dan Danramil, dan 100an tokoh masyarakat, agama dan pemuda Batang.
Hadir pula beberapa pengasuh pesantren, para ulama, kepala-kepala desa, kepala-kepala sekolah menengah, ketua karang taruna, perwakilan dari KITB, tokoh Muhammadiyah, NU, Fatayat, 'Aisyiyah, Sarekat Islam, Pemuda Pancasila, Srikandi, PP Pancasila, FKPPI, Laskar Alas Roban, Lindu Aji, Squad Nusantara dan lainnya.
Sarasehan membahas perkembangan terkini tanah air yang sedang bergejolak dengan eskalasi demonstrasi yang berujung pada kerusuhan di berbagai wilayah di Indonesia.
Menurut Bramantio -salah seorang tokoh pemuda Batang- bahwa Batang termasuk wilayah yang kondusif. "Alhamdulillah eskalasi demonstrasi di Batang berjalan dengan damai, tidak sampai terjadi kerusuhan, perusakan atau pembakaran fasilitas negara" ujarnya.
Dalam forum tersebut, para hadirin sepakat bahwa penyampaian aspirasi dan pendapat di muka umum dilindungi oleh undang-undang, namun jika disertai dengan aksi kekerasan dan kerusuhan, maka hal tersebut bukan merupakan budaya bangsa Indonesia.
Menurut K.H. Anizar Masyhadi, M.A., inisiator penyelenggara sarasehan, bahwa soft power masyarakat yang baik dan cinta damai harus ditunjukkan ke publik, karena jika orang-orang baik diam, maka yang jahat akan terus melakukan kejahatannya.
Menurutnya, saat ini di tengah masyarakat sangat deras dengan berbagai konten di media sosial, yang kebenarannya masih diragukan, yang dapat memicu terjadinya demonstrasi yang berakibat pada kerusuhan.
Hadirin sepakat bahwa sarasehan dan temu tokoh serupa perlu dilakukan secara berkala. Terkhusus menyikapi perkembangan terkini, para tokoh meminta kepada Pemerintah Kabupaten Batang untuk memfasilitasi pertemuan serupa, yang size pertemuannya diperluas meliputi semua elemen dari seluruh kecamatan yang ada di daerah Batang, yang dapat dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
KH. Anang Rikza menggarisbawahi, bahwa semua elemen harus mampu mengambil hikmah, menurutnya, pemerintah harus belajar dari kejadian ini, legislatif juga belajar, aparat mengambil pelajaran, masyarakatpun juga dapat mengambil pelajaran dari yang terjadi dalam seminggu ini.
Salah satu pelajaran penting yang bisa diambil, menurut Kiai Anang adalah pentingnya menjaga empati dan lisan. Para pemimpin perlu punya sikap empati sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya tidak melukai rasa keadilan masyarakat.
Selain empati, para pemimpin dan tokoh-tokoh umat dan bangsa juga perlu menjaga lisannya, sehingga tidak membuat statemen yang dapat merusak tatanan kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
Beliau juga mengajak seluruh hadirin untuk bersama-sama menjaga nilai ukhuwwah. Sesama muslim beliau menyeru untuk menjaga ukhuwwah Islamiyah, sesama warga negara menjaga ukhuwwah wathoniyah, dan sesama manusia ukhuwwah insaniyah.
Sarasehan tadi mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Selain untuk menenangkan situasi dan menurunkan eskalasi konflik, sarasehan tadi berkomitmen untuk menjadi wadah dialog membincangkan kemajuan dan kemakmuran Indonesia di masa mendatang.