Hatta dan Sosialisme, Bermula dari Enam Jilid Buku

9 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para bapak bangsa Indonesia adalah pencinta pustaka. Mereka telah membaca banyak buku lantaran kecintaannya pada literasi sudah terasah sejak dini.

Mohammad Hatta, misalnya. Sosok wakil presiden pertama RI ini berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, Muhammad Djamil, merupakan keturunan Syekh Abdurrahman alias Syekh Batuampar, ulama Tarekat Naqsyabandiyah di Batuampar, dekat Payakumbuh (Sumatra Barat).

Sewaktu Hatta masih berusia delapan bulan, ayahnya berpulang ke rahmatullah. Hatta kecil lantas diasuh pamannya, Haji Arsjad, yang kelak menggantikan Syekh Batuampar sebagai pemimpin Tarekat.

Sang paman sangat berharap Hatta tumbuh menjadi seorang ulama. Bahkan, Haji Arsjad sudah memantapkan niat untuk mengajak keponakannya itu ke Makkah al-Mukarramah demi menuntut ilmu. Apalagi, adik almarhum ayahanda Hatta, Haji Nurdin, telah lebih dahulu bermukim di kota suci tersebut.

Ketika Haji Arsjad sudah siap menuju ke kota kelahiran Nabi SAW itu, ternyata ibunda Hatta merasa putranya itu masih terlalu kecil untuk merantau ke Tanah Suci. Apalagi, waktu itu Hatta belum khatam Alquran.

Pada 1913, anak muda ini berhasil menyelesaikan pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS). Ia pun melanjutkan studinya ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Padang.

Begitu lulus dari MULO, Hatta memutuskan untuk merantau ke Jawa. Ia meneruskan studi di Prins Hendrik Handels School, setingkat SMA yang khusus mengajarkan ilmu dagang, di Batavia (Jakarta).

Selama di Batavia, Hatta tinggal menumpang di rumah seorang pamannya yang juga saudagar sukses, Ma’ Etek Ayub. Bahkan, biaya pendidikannya ditanggung oleh pamannya tersebut.

Begitu besar rasa sayang Ma' Etek Ayub kepadanya. Dan, sang paman pun mafhum, Hatta sangat menggemari buku.

Ma' Etek Ayub membelikan banyak buku untuk Hatta. Di antaranya adalah Het Jaar 2000 karya Bellamy, Staathuishoudkunde (Ekonomi Negara) dua jilid karya NG Pierson, dan De Socialisten: Personen en Stelsels (Kaum Sosialis: Tokoh dan Sistem) enam jilid karya HPG Quack.

De Socialisten ternyata amat mengesankannya. Tuntas membaca enam jilid karangan Hendrick Peter Godfried Quack (1834–1917) itu, Hatta mulai tertarik untuk lebih mendalami sosialisme. Inilah cikal bakalnya mengkaji hingga akhirnya merumuskan apa yang kemudian disebut sebagai sosialisme Indonesia.

Dalam autobiografinya, Bung Hatta mengenang, betapa dahsyatnya pencerahan yang diberikan De Socialisten. Dengan membaca karangan Quack itu, Hatta dapat memahami sejarah panjang gagasan dan pergerakan sosialisme di seluruh dunia.

Bahkan, dalam Memoir, Hatta menghubungkan paham tersebut dengan akidah agama yang dianutnya.

“Harta Allah di dunia ini, yang dianugerahkan kepada manusia, perlukah dimiliki atau dikuasai oleh segelintir atau sekumpulan orang saja, sedangkan umat manusia yang terbesar (mayoritas) melarat hidupnya? Apakah tidak perlu diadakan peraturan hidup di masyarakat, supaya harta pemberian Allah dibagi merata antara manusia itu, kalau perlu dari negeri ke negeri? Berbagai jawaban tentang itulah yang menimbulkan berbagai konsepsi tentang sosialisme,” tulisnya.

Hatta merupakan seorang pembelajar yang cerdas. Ia selalu kritis dalam mencerna gagasan-gagasan yang dipelajarinya. Pemikiran-pemikiran yang ditelaahnya tidak pernah dianggapnya serta-merta benar. Ia terlebih dahulu merelevansikannya dengan agama yang dianutnya. Alhasil, Hatta dapat mengenal dan bahkan akrab dengan budaya Barat tanpa kehilangan jati dirinya sebagai seorang Muslim yang selalu berupaya takwa.

Read Entire Article