Liputan6.com, Jakarta Batu ginjal masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami masyarakat. Dahulu, penanganan batu ginjal identik dengan operasi terbuka yang berisiko menimbulkan rasa sakit, luka besar, hingga masa pemulihan yang panjang. Namun, perkembangan teknologi medis kini membawa angin segar.
Pasien dengan batu ginjal bisa ditangani dengan metode yang lebih modern, minim sayatan, bahkan ada yang tanpa sayatan sama sekali.
"Pada batu ginjal, sekarang batu yang keras itu bisa dilakukan tindakan tanpa melukai sedikitpun jadi lewat saluran ada alat yang bisa sampai ke ginjal," kata pakar urologi RS Siloam ASRI Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU(K).
Lewat Flexible URS (Ureteroscopy) dokter yang menangani tindakan bisa masuk ke semua ruangan yang ada di ginjal. Seperti diketahui di ginjal ada enam ruangan.
Kehadiran metode ini, kata Nur Rasyid, bisa membantu dokter memastikan keamanan pasien selama menjalani tindakan itu.
"Dalam menjalankan tindakan itu, perlu dipastikan bahwa tekanan di dalam ginjal dalam batas aman. Karena dalam operasi ditakutkan tekanannya terlalu tinggi kan. Nah, kalau tekanan ketinggian, bila di batu ada infeksi itu bisa kuman masuk ke orang itu dan menjadi sepsis," kata Nur Rasyid dalam Siloam Hospitals ASRI Gelar Urology-Nephrology Summit 2025 di Jakarta pada Minggu, 24 Agustus 2025.
Kabar baiknya, dengan teknologi Flexible URS didukung oleh tenaga medis yang andal maka tingkat keamanan tekanan bisa dipastikan terjaga.