Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah masih memiliki anggaran sekitar Rp 10,8 triliun untuk stimulus ekonomi pada kuartal III 2025 agar pertumbuhan tetap terjaga di angka 5 persen.
Pada kuartal II 2025, pemerintah telah menggelontorkan berbagai program stimulus senilai Rp 24,44 triliun. Hal tersebut menjadi salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi yang naik menjadi 5,12 persen.
“Kita kan masih ada Rp 10,8 triliun (untuk) stimulus aktivitas ekonomi yang akan terlaksana di triwulan ketiga, yang kita harapkan juga akan memberikan momentum pada bulan Juli dan nanti di bulan Agustus ini diharapkan momentumnya tetap terjaga,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (5/8).
Ia menyampaikan, dana yang masih tersedia tersebut akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai program. Beberapa di antaranya mencakup program makan bergizi gratis (MBG), pembangunan hampir 200 gedung sekolah rakyat, rehabilitasi sekolah, serta pemberian fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).
Pemerintah juga akan terus mendukung stabilisasi harga pangan seperti beras dan jagung guna menjaga daya beli masyarakat. Dukungan tersebut termasuk deregulasi sektor pertanian demi memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi.
“Kita juga menjaga iklim investasi (agar) tetap sehat dan kompetitif,” tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk memberikan 5 stimulus untuk kuartal II 2025. Untuk stimulus ini, pemerintah menggelontorkan Rp 24,44 triliun, sebanyak Rp 23,59 triliun di antaranya berasal dari APBN dan Rp 0,85 triliun dari non APBN atau dunia usaha.
Bantuan tersebut meliputi diskon transportasi, diskon tarif tol, penebalan bantuan sosial, Bantuan Subsidi Upah (BSU) sampai Perpanjangan Diskon Iuran Jaminan Kehilangan Kerja (JKK).