Pemerintah menyatakan bahwa Uni Eropa (EU) telah mengakui keberlanjutan atau sustainability kelapa sawit Indonesia melalui kesepakatan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, menyatakan untuk pertama kalinya terdapat protokol khusus yang mengatur mengenai sawit dalam IEU-CEPA, sesuatu yang belum pernah ada dalam perjanjian dagang CEPA dengan negara mana pun sebelumnya.
“Jadi ada bahkan di dalam perjanjian CEPA ini ada protokol khusus mengenai sawit, belum pernah ada sih dalam perjanjian CEPA (di negara) mana pun ya, baru kali ini. This is our fight, maksudnya kita ya sama-sama win-win,” ucap Bris dalam gelaran sosialisasi terkait IEU-CEPA dan tarif AS di kantor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (4/8).
Menurut dia, pengakuan penting secara politis untuk kebutuhan ekonomi, sehingga ketika sawit Indonesia sudah diakui oleh Eropa, maka ke depannya akan mempermudah perdagangan antar dua belah pihak dan penting untuk keberlanjutan sawit di masa mendatang.
“Kita tetap commit juga memastikan bahwa sawit kita sustainable, EU (Eropa) commit untuk mengakui bahwa sawit yang dihasilkan dan turunannya itu juga satu hal yang sustainable,” ucap Bris.
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan ekspor minyak kelapa sawit mentah atau CPO Indonesia ke Uni Eropa, akan dikenakan tarif 0 persen atau bebas bea masuk dengan volume sebesar 1 juta ton per tahun. Adapun kebijakan tersebut merupakan bagian dari kesepakatan dagang IEU-CEPA.
“Dan kita sepakati kuota, perdagangan di mana untuk CPO sekitar 1 juta ton. Namun, saya rasa itu tergantung pada ekspor CPO tahun lalu ke Uni Eropa,” ucap Airlangga dalam konferensi pers Visa Cascade di Kantor Kemenko Perekonomian, dikutip Senin (4/8).
Ia menyampaikan, proses perundingan perjanjian dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) telah memasuki tahap akhir.
Airlangga menyebut, kesepakatan perdagangan ini dijadwalkan akan disahkan pada bulan September 2025 dan ditargetkan mulai berlaku efektif pada tahun 2026.