Target ekonomi harus realistis dan berpusat pada rakyat: anggota DPR.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Hanif Dhakiri, Wakil Ketua Komisi XI DPR, menegaskan bahwa meskipun pemerintah dapat menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang ambisius, target tersebut harus realistis, terukur, dan bermanfaat langsung bagi masyarakat, Senin (tanggal berita tidak disebutkan).
Pertumbuhan ekonomi, menurut Hanif, seharusnya tidak hanya berupa angka statistik, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk pekerjaan yang layak, harga yang stabil, dan kesejahteraan yang merata. Ia menegaskan bahwa meskipun pemerintah menunjukkan optimisme dan dorongan menuju kemandirian serta kemakmuran nasional, angka makroekonomi hanya penting jika mampu memperbaiki kehidupan sehari-hari masyarakat.
Komisi XI berjanji akan mendukung pemerintah sambil melakukan pengawasan kritis untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi benar-benar dirasakan di dapur, sawah, dan rumah tangga di seluruh Indonesia. Hanif juga menyatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen tidak dapat dicapai dengan pendekatan lama. Diperlukan industrialisasi yang menciptakan pekerjaan berkualitas, konsistensi hilirisasi untuk mengurangi ekspor bahan mentah, dan reformasi birokrasi yang menghilangkan hambatan investasi.
"Pertumbuhan 5,4 persen bukanlah hadiah — ini memerlukan industrialisasi nyata dan birokrasi yang efisien," tegas Hanif. Ia juga menyoroti pentingnya harga yang stabil, dengan mengatakan bahwa tingkat inflasi 2,5 persen hanya berarti jika masyarakat dapat berbelanja kebutuhan sehari-hari dengan mudah.
Stabilitas rupiah, lanjut Hanif, juga sangat penting untuk memberikan kepastian bisnis dan melindungi daya beli masyarakat. Ia mengatakan bahwa target nilai tukar Rp16.500 per dolar AS dapat diterima, tetapi pencegahan volatilitas lebih penting. "Masyarakat membutuhkan rupiah yang stabil dan tangguh," tambahnya.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara