Harga berjangka Robusta, varietas kopi yang paling banyak digunakan untuk kopi instan naik hingga 3,2 persen pada Jumat (15/8). Harga ini tercatat naik 15 persen dalam sepekan, tertinggi sejak 2008.
Dilansri Bloomberg, Senin (18/8), kenaikan ini dipicu oleh kondisi di Vietnam, produsen Robusta terkemuka dunia sedang memasuki masa sepi panen, sehingga membatasi pasokan yang tersedia.
Selain itu, petani di Brasil yang merupakan produsen kopi terbesar secara keseluruhan sekaligus penanam Robusta terbesar kedua, memilih menahan stok mereka.
“petani terus berpegang teguh pada biji kopi mereka. dengan fokus utama pada penyampaian kontrak berjangka,” tulis pedagang kopi Equatorial Traders dalam sebuah catatan minggu ini, dikutip dari Bloomberg.
Sementara itu, harga berjangka kopi Arabika premium di New York juga ikut naik. Sepanjang pekan ini, Arabika mencatat kenaikan sekitar 9 persen.
Menurut ADM Investor Services Mark Bowman dalam sebuah laporan, kenaikan ini dipengaruhi oleh berkurangnya stok kopi di gudang serta cuaca dingin yang baru-baru ini melanda Brasil, yang menambah kekhawatiran akan terganggunya produksi di negara produsen kopi terbesar dunia itu.