Lalu, bagaimana cara tepat membicarakan mimpi basah dan apa yang perlu orang tua ketahui?
Cara Membicarakan Mimpi Basah dengan Anak
Berikut beberapa langkah penting yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak memahami dan menghadapi pengalaman mimpi basah:
1. Mulailah Percakapan Sejak Dini
Seperti topik seputar tubuh, seksualitas, dan perubahan fisik lainnya, mimpi basah sebaiknya dibicarakan sebelum anak mengalaminya. Anak laki-laki umumnya mulai memproduksi sperma antara usia 12–16 tahun, tapi bisa juga lebih awal. Mulailah diskusi di masa praremaja agar mereka tahu apa yang akan terjadi dan tidak terkejut ketika mengalaminya.
Dikutip dari Planned Parenthood, orang tua sebaiknya menjelaskan secara sederhana apa itu mimpi basah, kenapa bisa terjadi, dan beritahu ini adalah bagian dari tumbuh dewasa yang wajar.
2. Yakinkan Anak bahwa Mimpi Basah Itu Normal
Mimpi basah bisa membuat anak merasa malu atau bingung, apalagi jika belum pernah mendengarnya. Sehingga tugas orang tua adalah yakinkan mereka bahwa ini bukan hal memalukan dan bukan sesuatu yang salah. Banyak orang juga mengalaminya, hanya saja tidak semua orang membicarakannya secara terbuka.
3. Jangan Mempermalukan atau Meledek
Jika anak mengalami mimpi basah hingga membuat tempat tidurnya basah atau kotor, bantu mereka membersihkannya tanpa memberi komentar negatif.
Orang tua juga harus menghindari bercanda atau meledek karena bisa membuat anak merasa malu dan enggan terbuka di kemudian hari. Perlakukan ini sebagai sesuatu yang normal, seperti mimisan atau mimpi buruk.
4. Tunjukkan Bahwa Orang Tua Siap Mendampingi
Yang tak kalah penting, berikan ruang dan kenyamanan bagi anak untuk bertanya atau bercerita. Katakan bahwa Anda selalu ada jika mereka bingung, khawatir, atau hanya ingin didengarkan. Sikap terbuka dan suportif dari orang tua akan sangat membantu anak menjalani masa pubertas dengan rasa aman dan percaya diri.