REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu membela rencananya untuk mencaplok Gaza, dengan mengatakan bahwa itu adalah cara terbaik untuk mengakhiri perang. Netanyahu mengatakan itu, meskipun seruan dari dunia internasional untuk menghentikan pertempuran semakin meningkat.
Empat dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB mengecam rencana Israel untuk menduduki Gaza dalam sebuah pertemuan darurat Sementara, hanya Amerika Serikat (AS) yang mendukung tindakan Israel melakukan genosida di Gaza, dikutip dari laman TRT Global, Senin (11/8/2025)
Rusia, China, Inggris, dan Prancis pada Ahad menentang keras persetujuan Kabinet Perang Israel atas rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menduduki Gaza sepenuhnya dan menggusur warga Palestina dari utara ke selatan.
Wakil Perwakilan Tetap Rusia Dmitry Polyanskiy menyebut keputusan tersebut sebagai pelanggaran berat hukum internasional yang menunjukkan pengabaian terang-terangan terhadap seruan masyarakat internasional.
Rusia menuduh Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa'ar munafik, mengklaim bahwa ia mengetahui keputusan Kabinet tersebut selama penampilannya di Dewan Keamanan PBB pada Selasa lalu sambil menyatakan keprihatinannya terhadap para tawanan.
Perwakilan Tetap China untuk PBB, Fu Cong, mendesak Israel untuk segera menghentikan langkah berbahaya ini, dengan menyatakan, "Gaza adalah milik rakyat Palestina. Gaza merupakan bagian integral dari wilayah Palestina."
Ia menekankan bahwa setiap tindakan yang berupaya mengubah struktur demografi dan teritorialnya harus ditanggapi dengan penolakan dan perlawanan maksimal.
Tiongkok memperingatkan terhadap ilusi supremasi militer dan menuntut Israel memenuhi kewajiban berdasarkan hukum humaniter internasional dengan membuka perlintasan perbatasan dan mencabut pembatasan bantuan.
Wakil Perwakilan Tetap Inggris James Kariuk mengatakan keputusan Israel itu salah dan memperingatkan bahwa jika Israel memperluas operasi militer tidak akan mengakhiri konflik. Itu tidak akan menjamin pembebasan para sandera.
Kariuk mengatakan rencana Israel bukanlah cara untuk menyelesaikan krisis, tetapi hanya akan memperdalam penderitaan rakyat Palestina dan meningkatkan pertumpahan darah. Ia mendesak Israel untuk mencabut blokade pengiriman bantuan ke Gaza.
Wakil Perwakilan Tetap Prancis Jay Dharmadhikari mendesak Israel untuk membatalkan keputusan tersebut, dengan menyatakan bahwa Prancis menentang keras segala rencana pendudukan, aneksasi, dan penyelesaian di Jalur Gaza.
"Pelaksanaan keputusan pemerintah Israel sama sekali tidak akan berkontribusi pada keamanan Israel dan warga negaranya," ujarnya.
Sumber: