Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia buka suara soal keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menjatuhkan sanksi 25% dan hukuman tambahan kepada India lantaran membeli minyak Rusia. Respons ini diutarakan Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Selasa (5/8/2025).
Dalam pernyataannya, Moskow menuduh AS memberikan tekanan perdagangan ilegal kepada India. Ini melanggar prinsip kedaulatan sebuah negara.
"Kami mendengar banyak pernyataan yang pada dasarnya adalah ancaman, upaya untuk memaksa negara-negara memutus hubungan dagang dengan Rusia. Kami tidak menganggap pernyataan semacam itu legal," kata Peskov, kepada wartawan.
"Kami yakin negara-negara berdaulat harus memiliki dan memang memiliki hak untuk memilih mitra dagang mereka sendiri, mitra untuk kerja sama perdagangan dan ekonomi, dan untuk memilih sendiri bentuk kerja sama perdagangan dan ekonomi yang sesuai dengan kepentingan negara tertentu."
Trump telah menyatakan bahwa mulai hari Jumat, ia akan menjatuhkan sanksi baru pada Rusia serta negara-negara yang membeli ekspor energinya, kecuali Moskow mengambil langkah untuk mengakhiri konflik 3,5 tahun dengan Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menunjukkan perubahan sikap Rusia terhadap perang tersebut, meskipun tenggat waktu sudah di depan mata.
Di sisi lain, New Delhi menyebut ancaman Trump "tidak beralasan" dan bersumpah akan melindungi kepentingan ekonominya, yang memperdalam keretakan perdagangan antara kedua ekonomi utama tersebut.
Dua sumber pemerintah India mengatakan kepada Reuters pada akhir pekan bahwa India akan terus membeli minyak dari Rusia meskipun ada ancaman dari Trump.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Bobol, Serangan Ukraina Tepat Sasaran Bakar Depot Minyak Rusia