Anarkis Sering Disalahartikan hingga Bergeser dari Makna Sebenarnya

KAPOLRI Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memenuhi panggilan Presiden Prabowo Subianto atas kondisi keamanan di Indonesia yang tidak kondusif setelah tewasnya sopir ojek online Affan Kurniawan akibat ditabrak kendaraan taktis Korps Brigade Mobil (Brimob) dalam aksi unjuk rasa di Jakarta, Kamis, 28 Agustus 2025. Listyo mengatakan Prabowo memerintahkan aparat untuk mengambil langkah tegas menghadapi tindakan anarkis yang terjadi di sejumlah daerah.

Andreas menjelaskan anarkisme merupakan sebuah ideologi yang berfokus pada perjuangan keadilan sosial. Andreas mengatakan anarko dan anarkis menjadi dua kata yang erat kaitannya dengan konsep anarki dan anarkisme.

“Anarkis mengkritik kekuasaan yang melanggengkan hierarki dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial,” ujar Andreas kepada Tempo, Selasa, 6 Mei 2025.

Andreas juga mengatakan terdapat salah satu cabang pemikiran anarkisme, yakni anarko sindikalis. Anarko sindikalis menentang ketimpangan kelas sosial dan bersifat nirkekerasan. Cabang pemikiran tersebut membela hak-hak buruh, memperjuangkan kesetaraan, dan menuntut kehidupan yang layak.

Menurut Andreas, anarko sindikalis memiliki militansi dalam melawan kapitalisme, misalnya industri yang merusak lingkungan hidup serta pelanggaran hak asasi manusia. Para pemikir tersebut, kata Andreas, terlibat langsung dalam isu-isu konflik agraria dan penyerobotan lahan atas nama pembangunan infrastruktur.

"Situasi seperti itu tidak lagi masuk kategori penyampaian aspirasi, melainkan perbuatan pidana," kata Listyo.

Listyo mengklaim mereka telah mendapat informasi masyarakat banyak gelisah dan takut. Maka demikian, Listyo menjelaskan aparat akan segera bergerak memulihkan situasi.

Kapolri tersebut menekankan langkah penegakan hukum akan dilakukan secara terukur untuk memastikan ketertiban kembali terjaga. 

"Semua ini demi kepentingan masyarakat luas dan menjaga stabilitas nasional," ujarnya.

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh ajakan yang berpotensi merugikan diri sendiri maupun orang lain.

“Mari kita ciptakan rasa aman dan damai. Kalau ada masalah, selesaikan dengan musyawarah sesuai hukum yang berlaku,” kata dia.