Jakarta, CNBC Indonesia - Warga di pedesaan Raqqa, Suriah, digemparkan oleh penemuan gundukan tanah berkilau di dasar Sungai Efrat yang tengah mengering. Fenomena ini langsung memicu kerumunan ratusan orang yang berbondong-bondong berburu harta karun, sebagian bahkan mengaitkannya dengan tanda-tanda Hari Kiamat yang disebut dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Hanya dalam dua hari sejak kabar itu tersebar, suasana di tepi sungai berubah menjadi layaknya "demam emas". Tenda-tenda darurat berdiri, warga menggali tanah siang dan malam dengan peralatan seadanya, berharap menemukan bongkahan emas mentah di antara sedimen. "Awalnya hanya rasa penasaran, tapi sekarang semua orang ikut mencari. Ini seperti mimpi," kata seorang warga kepada media lokal Shafaq News, seperti dikutip pada Minggu (10/8/2025).
Fenomena ini pun turut menggerakkan roda ekonomi mikro setempat. Harga peralatan tambang bekas melonjak tajam, sementara calo informal bermunculan di desa-desa sekitar untuk memenuhi kebutuhan para pemburu emas. Namun, aktivitas ini berlangsung tanpa regulasi maupun pengawasan otoritas lokal. Para penambang bergerak tanpa izin, sehingga berisiko membahayakan keselamatan dan merusak lingkungan sekitar. Khaled al-Shammari, insinyur geologi, mengingatkan warga agar tidak gegabah mengklaim bahwa tanah berkilau tersebut mengandung emas. "Sedimen berkilau bisa saja berasal dari mineral lain. Hanya analisis geologi yang bisa memastikan kandungan emasnya," ujarnya.
Meski demikian, isu ini terlanjur dihubungkan sebagian warga dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebut akan muncul "gunung emas di Sungai Efrat" menjelang Hari Kiamat. Asaad al-Hamdani, cendekiawan Islam, mengonfirmasi hadis tersebut ada dalam tradisi Sunni, namun meminta masyarakat tidak tergesa-gesa menafsirkannya. "Kita perlu pendekatan ilmiah dan teologis yang mendalam sebelum menghubungkan fenomena alam dengan eskatologi agama," jelasnya. Sungai Efrat, yang mengalir melewati Turki, Suriah, dan Irak, telah menjadi sumber kehidupan sejak peradaban Mesopotamia. Namun, debit airnya terus menyusut dalam beberapa tahun terakhir akibat pembangunan bendungan dan perubahan iklim, memicu kekeringan dan perebutan hak air antarnegara. Apakah benar ada emas di bawah sungai ini masih menjadi misteri. Tapi di tengah krisis ekonomi yang menghimpit, banyak warga tetap menggali, percaya bahwa mungkin saja nasib mereka bisa berubah oleh harta yang konon tersimpan di dasar Efrat.
(tfa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanda Kiamat Bumi Makin Jelas, NASA Beri Peringatan Terbaru