Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, tiba di Alaska, Amerika Serikat, dengan mengenakan baju bertuliskan CCCP, singkatan Uni Soviet dalam bahasa Rusia.
Kedatangannya ke Alaska dilakukan dalam rangka pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump yang akan membahas perang Rusia-Ukraina.
Lavrov terlihat mengenakan kaos putih bergambar huruf Kiril pada bagian dadanya yang jika diterjemahkan berarti Uni Soviet, dipadukan dengan luaran rompi berwarna hitam.
Mengutip AFP, Jumat (15/8), Lavrov mengatakan tidak ingin mendahului pertemuan saat ditanya soal prediksi hasil pembicaraan tersebut. Namun, ia memastikan negaranya sudah memiliki dasar yang kuat untuk perundingan itu.
"Kami tahu bahwa kami memiliki argumen dan posisi kami jelas dan tidak ambigu. Kami akan menyampaikannya," ujarnya kepada TV pemerintah Rusia.
Baju yang dikenakan Lavrov ini menjadi sorotan lantaran lokasi yang dipilih, Alaska, adalah wilayah yang dibeli oleh AS dari Kekaisaran Rusia yang kemudian berubah menjadi Uni Soviet dan runtuh hingga menjadi Rusia saat ini.
Begitupun pembahasan yang dibawa dalam pertemuan itu, perang Rusia-Ukraina, yang dinilai banyak pihak dimotivasi Negeri Beruang Merah karena ini mengembalikan kejayaan Uni Soviet.
Adapun menjelang pertemuan, Trump menggelar sambungan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan sejumlah pemimpin Eropa. Ia memastikan bahwa jika pertemuan dengan Putin berjalan lancar, akan ada pertemuan lanjutan.
Pertemuan lanjutan itu akan melibatkan Presiden Zelensky, yang tidak diikutsertakan pada pertemuan di Alaska.
“Jika pertemuan pertama baik, maka kami akan dengan cepat ada pertemuan kedua,” kata Trump seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (14/8).
Trump kemudian menegaskan akan ada konsekuensi berat bagi Putin bila pertemuan di Alaska berakhir buntu tanpa kesepakatan.
“Iya akan ada (konsekuensi), sangat berat konsekuensinya,” tegas Trump.