Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus mematangkan persiapan pembukaan penerbangan internasional perdana di Bandara Udara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin, lewat rute Kuala Lumpur-Banjarmasin yang dijadwalkan beroperasi mulai 20 Oktober 2025.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalsel, M. Fitri Hernadi, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor agar rute ini bukan sekadar seremoni, melainkan pintu masuk wisatawan mancanegara.
“Kita harus pastikan semua sektor pariwisata, UMKM, travel, budaya, dan pengusaha bergerak bersama. Momentum ini bukan hanya soal penerbangan, tapi multiplier effect bagi ekonomi daerah,” ujar Fitri, seperti dikutip dari Antara.
Dalam rapat koordinasi, pemerintah menargetkan okupansi minimal 80 persen selama bulan pertama. Angka ini menjadi tolok ukur keberhasilan rute , sekaligus daya tarik bagi maskapai lain untuk membuka jalur internasional serupa.
Jika target tidak tercapai, ada risiko ekspansi rute ke Banjarmasin akan tertunda. Oleh karena itu, Dinas Pariwisata bersama pelaku industri dituntut melakukan promosi secara intensif.
Sejumlah destinasi unggulan siap dipromosikan, mulai dari Pasar Terapung yang ikonik, Geopark Meratus yang telah diakui UNESCO, hingga agenda budaya dan religi, seperti haul Guru Sekumpul yang rutin menarik ribuan peziarah mancanegara.
Asosiasi travel Agent (ASITA) juga sedang menyusun paket wisata tematik khusus bagi wisatawan dari Kuala Lumpur, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Sektor UMKM dan pengusaha lokal turut disiapkan untuk menyambut arus wisatawan. Produk kerajinan, kuliner khas, hingga layanan pendukung pariwisata akan diperkuat, agar tamu merasakan kekayaan budaya Banua sejak pertama tiba.
“Ketika pesawat mendarat, wisatawan harus merasa terlayani dan ingin kembali. Ini kerja bersama seluruh Banua,” tegas Fitri.
Pemerintah mewajibkan setiap instansi menyusun rencana aksi konkret dengan penanggung jawab masing-masing. Progres dipantau secara berkala hingga menjelang penerbangan perdana.
Dengan langkah ini, Banjarmasin optimistis tak hanya menjadi kota transit, tetapi juga destinasi baru di peta wisata internasional.