Kinerja keuangan emiten induk otomotif dan penjualan mobil bekas PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) pada semester I 2025 menunjukkan adanya pertumbuhan pendapatan dua digit, namun laju laba kotor hanya naik tipis sebesar Rp 129,5 miliar year on year (yoy).
Direktur Keuangan ASLC, Armeza Umar, menjelaskan perlambatan ini terjadi karena perusahaan melakukan penyesuaian harga pada sejumlah unit mobil bekas sebagai respons atas melemahnya daya beli konsumen.
“Dari sisi laba kotor, kami mencatatkan tumbuhan tipis sebesar kurang lebih 1 persen menjadi Rp 129,5 miliar. Hal ini sebab penyesuaian harga pada beberapa unit mobil bekas sebagai respons terhadap melemahnya daya beli konsumen di semester 2025,” kata Armeza dalam konferensi persnya secara daring, Rabu (3/9).
Meski demikian, secara total perusahaan mencatat pendapatan Rp 447,1 miliar atau tumbuh 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 381,8 miliar.
Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan volume penjualan mobil bekas melalui platform caroline.id yang naik 30 persen secara tahunan (yoy), didukung ekspansi jaringan dan semakin tingginya referensi konsumen. Namun, laba bersih justru mengalami penurunan. Pada semester I 2025, ASLC membukukan laba bersih Rp 21,1 miliar, turun 22,3 persen dari Rp 27,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan ini dipicu margin laba kotor yang lebih rendah serta kenaikan beban operasional, terutama akibat pembukaan cabang baru dan perluasan rental pool platform lelang otomotif JBA.
Armeza menambahkan, tahun ini ASLC menargetkan pembukaan beberapa cabang baru di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat. Ia juga mengatakan Autopedia Group masih memproyeksikan pertumbuhan pendapatan dan laba untuk sepanjang 2025.
Akui Tren Penjualan Otomotif Baru Menurun
Presiden Direktur ASLC, Jany Candra, menilai tren global penjualan otomotif baru memang menurun, tetapi peluang di bisnis mobil bekas masih terbuka lebar.
“Mengenai kondisi pasar situasi saat ini, kalau secara global tren penjualan otomotif baru menurun, tapi kami melihat potensi caroline yang masih sangat besar. Karena satu, pangsa caroline masih sangat kecil dibandingkan dengan total pangsa mobil bekas yang diperkirakan sekitar 1,8 juta produk Gaikindo,” jelasnya.
Jany menyebut Caroline.id menempati segmen berbeda karena menawarkan mobil bekas bergaransi yang memberi rasa aman bagi konsumen. Meski tantangan muncul dari pembiayaan yang lebih ketat akibat turunnya pencairan kredit perusahaan pembiayaan, mitigasi dilakukan dengan memperbesar penjualan kepada shareholder.
“Jadi walaupun rasio kreditnya menurun, tapi dengan shareholder yang meningkat, kami tetap optimis bisa meningkatkan penjualan retail kami,” ujarnya.
Dari...